Mahasiswi Hamil 4 Minggu Terciduk di Rumah Mantan Bidan yang Diduga Jadi Klinik Aborsi
SEORANG mahasiswi terciduk di rumah mantan bidan diduga jadi klinik praktik aborsi di Kawasan Blitar.
SEORANG mahasiswi terciduk di rumah mantan bidan diduga jadi klinik praktik aborsi di Kawasan Blitar.
Diketahui, mahasiswi digerebek di rumah mantan bidan yang diduga jadi klinik aborsi di Kawasan Blitar tersebut tengah hamil 4 minggu.
Menurut pihak kepolisian setempat, mahasiswi hamil 4 minggu terciduk di klinik aborsi mantan bidan ini tengah dilayani.
WartaKotaLive melansir Surya.co.id mantan bidan, N (80), diduga membuka praktik aborsi sudah sekitar lima tahun.
• Persija Jakarta Tersingkir dari Piala Presiden 2019, Kalah Adu Penalti dari Kalteng Putra 3-4
• Pak RT Ditemukan dalam Keadaan sudah Tewas Saat Mancing di Danau Tangerang
• Pembinaan Pegawai Lapas Dipertanyakan Terkait Temuan Jual Beli Kamar Penjara Rutan Jambe
Setiap bulan, N melayani minimal satu pasien.
"Pengakuannya, dia sudah lima tahun buka praktik itu. Setiap bulan selalu ada pasien minimal satu," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, Kamis (28/3/2019).
Heri menuturkan N hanya mau melayani praktik aborsi untuk pasien yang usia kandungannya maksimal empat minggu.
Seperti pasien yang ikut digerebek di lokasi, usia kandungannya juga masih empat minggu.
"Sudah kami cek ke RSUD Mardi Waluyo, pasien itu memang hamil. Usia kandungannya masih empat minggu," ujarnya.
Untuk status hukum pasien, menurut Heri, juga masih dalam proses penyelidikan. Heri juga enggan menyebutkan detail identitas pasien yang ikut digerebek di rumah mantan bidan.
"Yang jelas pasien itu masih mahasiswi, usianya sekitar 21 tahun," katanya.
Satreskrim Polres Blitar Kota terus mendalami dugaan kasus praktik aborsi yang dilakukan mantan bidan, N (80).
Polisi mendalami keterlibatan kerabat N, yang diduga menjadi perantara mencarikan pasien untuk N.
Saat polisi menggerebek rumah N, kerabatnya juga berada di lokasi. Kerabat N itu merupakan pasangan suami istri.
Dari keterangan N, kerabatnya itu yang menjadi perantara mengantarkan pasien ke rumah N.
Sesuai keterangan N, kerabatnya juga mendapatkan bagian dari hasil uang pelayanan aborsi.
Sekali melayani pasien, N mematok biaya Rp 5 juta.
Sedangkan pembagiannya, N mendapat Rp 1,5 juta sedangkan perantara mendapat bagian Rp 3,5 juta.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Mantan Bidan di Blitar Buka Praktik Aborsi. Ada Mahasiswi saat Digerebek, Sebulan 1 Pasien, Tarifnya"