Hikmah Jumat
Zaman Nabi Muhammad Adzan Jumat Sekali, Ini Dalil Adzan Jumat Dua Kali
Ketika zaman Nabi Muhammad, Adzan Salat Jumat dilakukan sekali. Kenapa sekarang ada yang dua kali. Ini dasar hukumnya.
Ketika zaman Nabi Muhammad, Adzan Salat Jumat dilakukan sekali. Kenapa sekarang ada yang dua kali. Ini dasar hukumnya.
Adzan salat pertama kali disyari’atkan oleh Islam adalah pada tahun pertama Hijriyah.
Pada zaman Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar bin Khathab mengumandangkan adzan untuk salat Jumat hanya dilakukan sekali.
Tetapi di zaman Khalifah Utsman bin Affan RA menambah adzan satu kali lagi sebelum khatib naik ke atas mimbar, sehingga adzan Jumat menjadi dua kali.
Kenapa adzan Jumat dua kali? Apa dalil adzan Jumat dua kali?
Ijtihad ini beliau lakukan karena melihat manusia sudah mulai banyak dan tempat tinggalnya berjauhan.
• Bulan Rajab Dimulai Jumat 8 Maret 2019, Begini Niat Puasa Rajab
• Ada Jenis Tes Baru Tahun 2019, Pendaftar Bintara Polri 2019 yang Suka Aneh di Medsos Siap-Siap Gugur
• Mahfud MD Jelaskan Arti Nama Sesuai Agama, Sebut Nama Andi Ariefin Bikin Heboh Netizen
Sehingga dibutuhkan satu adzan lagi untuk memberi tahu bahwa shalat Jumat hendak dilaksanakan.
Dalam kitab Shahih al-Bukhari dijelaskan:
عَنْ سَائِبٍ قَالَ, سَمِعْتُ السَائِبَ بنَ يَزِيْدٍ يَقُوْلُ إِنَّ الأَذَانَ يَوْمَ الجُمْعَةِ كَانَ أَوَّلُهُ حِيْنَ يَجْلِسُ الإِمَامُ يَوْمَ الجُمْعَةِ عَلَى المِنْبَرِ فِيْ عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فَلَمَّا كَانَ فِيْ خِلاَفَةِ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَكَثَرُوْا أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الجُمْعَةِ بِالأَذَانِ الثَّالِثِ فَأَذَانَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ فَثَبَتَ الأَمْرُ عَلَى ذَالِكَ
Dari Sa'ib ia berkata, "Saya mendengar dari Sa'ib bin Yazid, beliau berkata, “Sesungguhnya adzan di hari jumat pada asalnya ketika masa Rasulullah SAW, Abu Bakar RA dan Umar RA dilakukan ketika imam duduk di atas mimbar.
Namun ketika masa Khalifah Utsman RA dan kaum muslimin sudah banyak, maka beliau memerintahkan agar diadakan adzan yang ketiga. Adzan tersebut dikumandangkan di atas Zaura' (nama pasar). Maka tetaplah hal tersebut (sampai sekarang)". ( Shahih al-Bukhari: 865)
Yang dimaksud dengan adzan yang ketiga adalah adzan yang dilakukan sebelum khatib naik ke mimbar.
Sementara adzan pertama adalah adzan setelah khathib naik ke mimbar dan adzan kedua adalah iqamah.
Dari sinilah, Syaikh Zainuddin al-Malibari, pengarang kitab Fath al-Mu'in, mengatakan bahwa sunnah mengumandangkan adzan dua kali.
Pertama sebelum khatib naik ke mimbar dan yang kedua dilakukan setelah khatib naik di atas mimbar :