Pemilu 2019
Pedagang Cakwe Maju Jadi Caleg DPRD Bekasi dari Gerindra, Faktanya Bukan Pedagang Biasa
Pedagang Cakwe ini maju jadi caleg DPRD Kota Bekasi, dari Partai Gerindra di daerah pemilihan (Dapil) .
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dian Anditya Mutiara
PROFESI pedagang cakwe tak menghalangi Nur Wahid untuk maju menjadi caleg DPRD Kota Bekasi dari Partai Gerindra
Nur Wahid (47), pedagang cakwe kini kian terkenal usai tampil di Mata Najwa yang tayang pada Rabu 6 Maret 2019.
Dalam acara Mata Najwa dengan tema 'Taktik Para Celag', Nur Wahid tampil bersama Caleg lainnya dari kalangan biasa seperti pedagang kopi keliling maupun tukang sol sepatu.
Pedagang Cakwe ini maju jadi caleg DPRD Kota Bekasi, dari Partai Gerindra di daerah pemilihan (Dapil) III, Kecamatan Muatikajaya, Rawalumbu, dan Bantar Gebang.
Nur Wahid tampil di Mata Najwa menjadi yang pertama kali masuk televisi, meskipun gugup tetapi dirinya harus bisa memaparkan kisah maupun hal yang mendorong dirinya maju sebagai Caleg.
• Caleg Harus Bisa Menarik Perhatian dan Punya Target
• Bagi Puteri Indonesia Ini Modal Menjadi Caleg Tidak Cuma Tampang Cantik dan Ganteng
Ia mengaku alasannya yang telah bergelut sebagai pedagang Cakwe selama 27 tahun ini memutuskan maju sebagai Caleg.
Hal itu dikarenakan cita-citanya sejak SMA yang ingin menjadi pemimpin atau wakil rakyat.
"Cita cita dari SMA mau jadi pemimpin, tapi karena belum ada kesempatan, dan baru tahun ini ada kesempatan dan sedikit rezeki untuk modal maju jadi pemimpin," ujar Nur Wahid saat ditemui Wartakotalive.com di Posko Pemenangannya di Jalan Pembina Raya nomor 345, Perumahan Rawalumbu, Kota Bekasi, Kamis (7/3/2019) sore.

Ternyata, Nur Wahid bukan pedagang Cakwe biasa.
Awalnya dirinya yang berkeliling berjualan cakwe ke sekolah-sekolah, parbrik maupun tempat keramaian di wilayah Bekasi kini dirinya telah sukses mengembangkan usahanya hingga memiliki 12 gerobak Cakwe.
Bahkan sudah banyak bekas anak buahnya dulu menjadi bos seperti dirinya.
• Menikahi Suami Perempuan Lain, Pemain Sinetron Bella Luna Ferlin Terancam Hukuman Penjara 2 Tahun
Kepada Wartakotalive.com, Nur Wahid menceritakan dirinya asal Kebumen, tahun 1992 ia datang merantau ke Cakung, Jakarta Timur untuk bekerja sebagai buruh.
Namun, dirinya memutuskan untuk berhenti dan beralih menjadi seorang pedagang.
Saat itu, dengan modal seadanya, Nur Wahid awalnya bukan menjual Cakwe, ia berjualan Batagor maupun Somay tetapi kurang laku.
Hingga akhirnya ada saudara sepupu yang pedagang cakwe mengajak untuk berjualan cakwe yang saat itu tengah ramai. Ia diajari cara membuat cakwe.
"Waktu itu keliling aja belum punya tempat mangkal, paling mangkal di sekolah-sekolah. Saya berinama 'Cakwe Hueboh'" kata Nur Wahid.

Saat berdagang cakwe, Nur Wahid juga Jatuh bangun dikarenakan minim pembeli. Hingga akhirnya ia mencoba racikan resep sendiri hingga dua tahun berselang akhirnya laku keras.
"Awal dagang engga laku, karena resepnya apa adanya. Saya racik sendiri resepnya khsusnya di bumbunya hingga laris manis, memutuskan menjadi bos hingga saat ini punya 12 gerobak. Wilayah jualannya Cakung Jakarta Timur dan Bekasi Utara," terangnya.
Dari penghasilan itulah, Nur Wahid menyiapkan dana sebesar Rp 250 juta untuk modal kampanye.
• Info Update Ojol: Layanan Transportasi Jarak Jauh Gojek, Denda Rp 40.000 Jika Batalkan Pesanan Grab
• Hercules Ngaku Pernah Diberi Tugas Khusus oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Awal mulanya, ia terpikirkan maju sebagai Caleg dari obrolan para pembeli Cakwe di suatu pengajian atau Tabliq Akbar pada tahun 2014.
"Saat musim-musim kampanye kan banyak juga Caleg-caleg dari kalangan biasa. Anak-anak majelis bilang, pak Nur kan sudah banyak dikenal dan sudah lama berjualan Cakwe kenapa engga maju jadi Caleg saja, soalnya saya pernah cerita punya cita-cita jadi caleg," ungkapnya.
Atas obrolan tersebut, hingga akhirnya ia mulai melirik untuk masuk segai kader.
Dirinya akhirnya memilih masuk Partai Gerindra dikarenakan sosok Prabowo Subianto yang menjadi idolanya sejak dahulu.
"Saya langsung mikir mau masuk ke partai Prabowo saja. Yasudah dari 2014 saya sudah mulai masuk kegiatan-kegiatan Gerindra. Tapi belum daftar jadi kader masih simpatisan," jelasnya.
Bukan tanpa alasan, Nur Wahid maju sebagai Caleg. Selain cita-cita, dirinya juga ingin menjadi perwakilan rakyat yang mengerti akan keinginan para pedagang kecil.
JANGAN LUPA FOLLOW IG WARTAKOTALIVE
Seringkali para pedagang ini tidak dapat tempat untuk mengembangkan usahanya.
"Kalau nanti saya terpilih saya ingin perjuangkan aspirasi pedagang kecil, karena saya juga dulunya memulai usaha dari nol kan,"ucapnya.
Agar dapat meraih suara masyarakat, sama seperti para Caleg lainnya ia memasangkan stiker, pamflet, spanduk maupun baliho disejumlah ruas jalan.
Ia juga menyambangi perkumpulan warga masyarakat untuk memaparkan visi-misi.
Para anak buahnya juga, membantu mengkampanyekan dirinya saat berjualan dengan membagikan stiker dan kartu nama.
"12 gerobak itu juga saya tempat baner dan stiker muka saja. Kebanyakan kan mereka berkeliling di Dapil saya. Bentuk sosialisasi ke masyarakat juga," jelasnya.
"Saya juga minta bantuan kenalan dan binaan tukang cakwe untuk kampanyekan saya. Total ada 200 gerobak milik teman dan adik saya ikut bantu tempelin stiker saya di gerobaknya. Mereka mau bantu karena dulu mereka kan merasa terbantu sama saya bisa dagang cakwe," kata Nur Wahid.
Meskipun mendapatkan nomor urut 9, ia yakin menang dikarenakan sudah mendapat bekal dan dukungan dari para tokoh ulama dan habaib setempat.
"Saya satu-satu Caleg di Dapil III dapat stiker ijtima ulama artinya caleg rekomendasi ulama dan habaib. Saya kan tanda tangan paksa integritas untuk mensejahterakan masyarakat dan memperhatian umat islam. Target saya dapat meraih 7 ribu suara," katanya.