Jepang Bikin Alat Deteksi Calon Pengutil di Toko, Terinsipirasi Fim Tom Cruise

Perusahaan rintisan asal Jepang membuat teknologi Veek Eye untuk mendeteksi calon pengutil di toko.

TribunnewsBogor.com
Ilustrasi pengutil. 

Perusahaan rintisan asal Jepang membuat teknologi Veek Eye untuk mendeteksi calon pengutil di toko.

WARTA KOTA, PALMERAH--- Seperti film yang dibintangi Tom Cruies berjudul Minority Report, dalam film itu memunculkan teknologi untuk menangkap penjahat, bahkan dapat menangkap sebelum melakukan aksi kejahatan.

Saat itu teknologi pengungkap kejahatan di Film Minority Report sangat futuristik atau sangat canggih.

Nah, teknologi yang hanya muncul secara fiksi di film menjadi kenyataan karena Jepang membuat teknologi itu.

Teknologi yang bisa menangkap penjahat sebelum melakukan kejahatan itu dibuat oleh Vaak.

Vaak adalah startup atau perusahaan rintisan teknologi Jepang yang mengeluarkan perangkat lunak artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Hari Terakhir Pendaftaran Online Pendamping PKH 2019 dan Link Pendaftaran Lowongan Kerja BUMN 2019

Piranti itu bernama Vaak Eye yang dapat mendeteksi pengutil sebelum mereka melakukan kejahatan.

Perangkat lunak Vaak Eye terhubung ke kamera keamanan toko atau CCTV untuk menganalisis lebih dari 100 karakteristik.

Kamera itu dapat mendeteksi wajah, pakaian, gerakan, dan arah seseorang untuk menentukan apakah seseorang berpotensi menjadi pengutil potensial, seperti dilansri Nextshark yang dikutip dari World of Buzz.

Anda pemilik toko atau minimarket atau ritel juga bisa mendaftarkan setiap produk yang diambil subjek, dan durasi setiap produk dipegang.

Berikut video demo yang menunjukkan perangkat lunak dalam aksi:

Sumber: YouTube

Semua informasi itu ditabulasi untuk menghitung perkiraan tingkat kecurigaan orang tersebut dan potensial seeeorang yang berniat mengutil dapat diidentifikasi.

Staf toko dapat diberitahu melalui aplikasi smartphone.

Secara hipotesis, tersangka dan kejahatan di masa depan dapat dihentikan ketika staf mendekati mereka dan menawarkan bantuan.

Saat Sudah Ikhlas dan Move On dari Reino Barack, Luna Maya Bakal Tampil Beda

Teknologi Vaak Eye pertama kali menarik perhatian pada Desember 2018 ketika dipasang di sebuah toko di Yokohama.

Alat itu dapat menangkap seorang pria berusia 80 tahun yang mencuri topi.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg yang dilansir World of Buzz, pendiri Vaak, Ryo Tanaka mengatakan, kejahatan dapat dicegah dengan kecerdasan buatan.

"Akhirnya kami mengambil langkah penting dapat lebih dekat ke masyarakat, kejahatan dapat dicegah dengan AI," kata Tanaka.

Secara alami, perangkat lunak ini berkembang dengan cepat.

Pasalnya Tanaka telah bertemu dengan beberapa toko swalayan dan distributor toko obat terbesar di Jepang yang ingin berinvestasi melalui perangkat lunak tersebut.

Apalagi pelaku pengutil merugikan industri ritel secara global senilai 34 miliar dolar AS atau Rp 4.811 triliun pada tahun 2017.

Ketua Perhimpunan Bank Milik Negara Memastikan LinkAja Dirilis 13 April 2019

Sehingga diperkirakan permintaan alat ini bisa diminati oleh industri ritel.

Saat ini, Vaak Eye sudah diuji di belasan toko di Tokyo, dan versi perangkat lunak yang siap dipasarkan baru saja dirilis bulan ini.

Perusahaan ini menargetkan 100.000 toko di seluruh Jepang terpasang Vaak Eye dalam waktu tiga tahun.

Kisah pengutil

Kim Farry (54) memiliki segala yang menjadi impian banyak wanita di dunia. Dia memiliki rangkaian koleksi busana mewah nan mahal. Lalu, dia juga memiliki banyak dana untuk melakukan berbagai jenis operasi plastik.

Hidup dalam gelimang harta dan menjalani gaya hidup papan atas, telah menjadi keseharian Farry selama 45 tahun.

Sebab, profesi Kim Farry sebagai seorang pengutil “sukses” membawanya menjadi seorang wanita kaya raya.

Cermat Melihat Aneka Diskon Jasa Layanan Ojek Online, Jangan Salahkan Aplikasinya

Ibu enam anak ini memiliki penghasilan mencapai 2 juta poundsterling atau setara sekitar Rp 41,7 miliar dari kiprahnya menjalani pekerjaan sebagai pengutil.

Kini, dia hidup dengan beragam kemudahan dan tidak mau berganti profesi kecuali pekerjaan barunya mampu memberikannya penghasilan mencapai 36.000 poundsterling atau setara Rp 752 juta per tahun.

Farry yang merupakan ibu tunggal ini mengestimasi biaya pengeluaran bulanannya. Ternyata, setiap bulan dia membutuhkan uang sebesar 4.000 poundsterling atau sekitar Rp83 juta, untuk tetap bertahan dengan gaya hidup mewah setiap hari.

Farry menyatakan bahwa banyak perusahaan menolak memberinya pekerjaan karena dia dinilai sebagai pribadi yang tidak biasa.

Dalam sebuah dokumenter yang ditayangkan di Channel 5, Inggris, Farry mengungkapkan bahwa menguntil adalah sebuah bisnis yang sukses.

Sejauh ini, dia telah berhasil membawa pulang 50.000 pondsterling atau sekitar Rp1 miliar per tahun.

Risiko dari profesi yang dia jalani pastinya cukup ekstrem. Bayangkan saja, gara-gara mengutil, dia telah lima kali dipenjara dan 30 kali menerima tuntutan hukum. Namun, hal tersebut tidak membuatnya jera.

Sebab, Farris mengaku dirinya hidup senang karena dia bisa membayar seniman tato untuk melukis tubuhnya, menjalani operasi plastik, dan membeli busana maupun sepatu mewah.

"Saya sudah melamar beberapa pekerjaan namun tidak pernah memperoleh kabar baik,” imbuhnya.

“Mereka menginginkan banyak kualifikasi dan tidak satu pun ada di dalam diri saya. Saya bahkan tidak bisa berbicara dengan sopan. Saya terlalu biasa. Saya ingin bekerja di pusat kebugaran. Ada sebuah pusat kebugaran yang memberi gaji 18.000 poundsterling setahun (sekitar Rp376 juta) tapi itu tidak cukup,” urainya.

Menurut Farris, gaji tersebut tidak bisa memenuhi standar hidup yang telah dia jalani selama beberapa tahun belakangan.

“Saya butuh lebih dari itu. Saya butuh dua kali lipatnya," pungkasnya.

Farry menjelaskan, dari pekerjaan barunya nanti, setidaknya dia harus bisa membayar uang sewa tempat tinggal senilai 165 poundsterling atau sekitar Rp3,4 juta seminggu.

Selain itu, dia juga mengaku harus memiliki dana tambahan sebesar 1.000 poundsterling atau sekitar Rp20 juta untuk memanjakan diri dengan kemewahan.

Dahulu, Farry memimpin komplotan pencuri dan pengutil yang bekerja mencuri barang-barang dari pukul 9 pagi sampai 5 sore di jalan-jalan raya.

Benda hasil curian tersebut akan ditukar untuk voucher maupun dijual kembali untuk memperoleh keuntungan berlipat ganda.

Namun, Farry mengaku bahwa dirinya sudah pensiun dari pekerjaan sebagai pengutil. Sekarang, dia tengah menjalani hidup dengan sisa harta yang berjumlah besar dan bernilai tinggi tersebut.

Hutama Karya Telah Membangunan Tol Trans Sumatera Sepanjang 393 Kilometer

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved