Pilpres 2019

Hasto Kristiyanto: Meretas Running Text Puskesmas Tindakan Biadab, Pasti Penyebabnya karena Survei

Ia menilai, tindakan untuk kepentingan dukungan kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu, tak punya rasa kemanusiaan.

TRIBUNNEWS/DENNIS DESTRYAWAN
Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019) 

Survei terbaru itu digelar pada 18-25 Februari 2019, terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling, menggunakan metode surat suara.

Metode pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen.

Sebelumnya diberitakan, layar tulisan berjalan atau running text di Puskesmas Srondol, Semarang, Jawa Tengah, membuat heboh para pengunjung dan pasien yang datang, Senin (4/3/2019) lalu.

Sebab, running text tersebut yang biasanya bertuliskan tips dan program-program kesehatan, berganti menjadi ajakan untuk memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"hacked by: Sir.Kz0L|-L4EFY-| Ha Ha in Your System :v Pilih No. 2 PRABOWO SUBIANTO-SANDIAGA UNO," begitu tulisan yang tertera di display.

Selain ajakan memilih pasangan nomor urut 02, teks tersebut berlanjut dengan ajakan untuk meng-unsubscribe YouTuber Atta Halilintar.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu: Yang Bilang Kafir Saya Tempeleng, Masuk Neraka Urusan Tuhan

Hal itu diunggah oleh seorang netizen di Instagram dengan akun @hananto.nusa.p, yang kemudian di repost oleh @portalsemarang.

Ketika dikonfirmasi Tribunjateng.com, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dr Widoyono mengatakan, tulisan itu diretas oleh orang tak bertanggung jawab.

“Tulisan itu muncul selama satu setengah jam, dari pukul 8.30 hingga 9.00 WIB. Setelah mengetahui itu, kami turunkan dan matikan (running text),” ungkapnya.

Partai Demokrat: Indonesia Masih Butuh Pikiran Andi Arief

“Kami masih belum bisa mengetahui siapa dalang di balik peretasan tersebut. Running text diduga diretas menggunakan Wi-Fi atau suatu jaringan tertentu. Kami sendiri juga belum begitu paham cara kerjanya,” imbuh Dr Widoyono.

Langkah selanjutnya, Dr Widoyono akan merapatkan hal tersebut, apakah nantinya pihaknya akan melaporkan ke kepolisian atau tidak. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved