Pers
Peringati HPN 2019, Sejumlah Wartawan Senior Sampaikan Kondisi Pers Terkini Pada Para Mahasiswa
“Kami di sini wartawan senior ataupun wartawan yang masih aktif ingin berbagi pengalaman dan ilmu jurnalistik
Penulis: | Editor: Wito Karyono

Dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-73, PWI Kota Bogor menggelar acara diskusi yang melibatkan sejumlah wartawan senior dari media nasional. Mereka berbagi pengalaman dan ilmu jurnalistik dengan sejumlah mahasiswa di sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor, Jalan Kesehatan, Sabtu (9/2). Diskusi ini mengambil tema Jurnalis Mengajar.
Belasan mahasiswa yang tergabung Club Beranda Pers Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pakuan (Unpak) dan Gabungan Jurnalis MAN Satu (Gajaman’s) Kota Bogor tampak asyik menyimak semua pemaparan pengalaman dari FX Puniman selama bertugas di harian Kompas sejak 1973 hingga pensiun dan Deffan De Purnama yang bertugas di harian Tempo serta Irwan Natsir dari Harian Pikiran Rakyat.
Wartawan senior yang berkarier di Harian Merdeka tahun 1967, Herman Suryawijaya mengatakan rangkaian HPN yang diadakan PWI ini sangat menarik dan edukatif kepada para pelajar dan mahasiswa, untuk menjelaskan apa itu wartawan dan bagaimana cara wartawan memperoleh informasi untuk disajikan menjadi berita,
“Kami di sini wartawan senior ataupun wartawan yang masih aktif ingin berbagi pengalaman dan ilmu jurnalistik karena siklus pertumbuhan pers sudah bergeser dari era perjuangan, pembangunan dan industri dengan saat ini, yakni era digital. Yang paling penting teman-teman mahasiswa atau pelajar mendapatkan tentang gambaran bahwa kondisi pers tidak seperti yang mereka pelajari di kampus,” kata Ketua PWI Kota Bogor ArihtaUtama Surbakti.
Dalam kesempatan ini, Arihta mengatakan, HPN inj tahun menjadi momentum bagi wartawan untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme di tengah era digital, karena saat ini persaingan tidak hanya kapasitas wartawan namun juga bagi teknologi.
“Oleh karena itu, kembali kepada sumber daya manusia (SDM) itu sendiri, wartawan itu harus mampu melakukan inovasi, juga perubahan-perubahan karena setelah era reformasi kehidupan pers mengalami peningkatan namun penurunan juga dari sisi kemampuan atau profesionalisme. Maka, salah satu upaya kita untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme wartawan di tengah arus global mengadakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW),” jelasnya.
Menurutnya, profesi wartawan merupakan profesi mulia tapi perlu juga ditunjang oleh elektualitas tinggi sehingga produk berita yang dihasilkan memberikan dampak yang sangat positif. “Kunci yang paling penting adalah etika, kembali ke nurani sendiri, sehingga baik atau tidaknya insan pers atau pertumbuhan pers kembali kepada SDM itu sendiri,” tukas Arihta.
Sementara itu, Direktur Utama Gajaman’s, Nunung Suharti mengaku bangga bisa terlibat dalam peringatan HPN 2019 bersama PWI Kota Bogor. Terlebih adanya kegiatan jurnalis mengajar dapat menambah pengalaman dan wawasan mengenai dunia wartawan.”Semoga kita bisa menjadi wartawan yang jauh lebih baik,” katanya.
Ditempat yang sama, Ketua Club Beranda Pers Ilmu Komunikasi FISIB Unpak, Vera Novia Wijayanti menambahkan, menjadi seorang jurnalis tidak semudah yang dibayangkan.
Menurutnya, forum diskusi jurnalistik yang dibawakan oleh wartawan senior membuka pikirannya untuk lebih kritis dalam mengungkap fakta melalui berita. “Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut sehingga kita bisa terus belajar,” harapnya.