Ini Enam Arahan Presiden Joko Widodo Terkait Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia
Presiden Joko Widodo menyampaikan enam arahan terkait pengurangan risiko dan penanggulangan bencana di Indonesia
Dalam Rapat Koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Surabaya, Sabtu (2/2/2019), Presiden Joko Widodo menyampaikan enam arahan.
Enam arahan itu terkait pengurangan risiko dan penanggulangan bencana di Indonesia.
Dibutuhkan konsolidiasi pemerintah pusat hingga daerah untuk mengimplementasikan arahan ini, agar korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat bencana alam bisa dikurangi.
"Pertama yang lama tidak kita singgung padahal penting, perencanaan pembangunan di daerah, yang berkaitan dengan bupati, gubernur dan bappeda, harus sudah sadar bahwa negara kita berada di zona cincin api. Sehingga setiap pembangunan ke depan, harus dilandaskan pada aspek-aspek pengurangan risiko bencana," kata Presiden Joko Widodo saat membuka Rakor BNPB dan BPBD se-Indonesia, di Surabaya, Jawa Timur.
Kegiatan ini diikuti oleh 4.000-an peserta dari BPBD se-Indonesia dan perwakilan dari kementerian, lembaga, gubernur, bupati dan walikota, TNI, Polri, akademisi dan lainnya.
• Seorang Tukang Ojek Tewas Ditembak KKB di Papua
• Nenek Ini Histeris Saat Temukan Cucunya Tewas Akibat Tertimbun Longsor
• Ashanty Mengamuk di Medsos Gara-gara Pria Ini Bela Mati-matian Jerinx SID
Presiden mengingatkan, pemerintah daerah harus dengan tegas menerapkan tata ruang berbasis risiko.
Pemerintah daerah harus tahu mana daerah yang boleh dibangun dan dilarang.
Untuk daerah rawan gempa bumi, bangunannya harus sudah tahan gempa.
Pemerintah daerah harus dengan tegas menerapkan tata ruang berbasis risiko.
Pemerintah daerah harus tahu mana daerah yang boleh dibangun dan dilarang.
“Rakyat harus betul-betul dilarang untuk masuk ke dalam kawasan yang memang sudah diberi tanda merah. Mereka harus taat dan patuh kepada rencana tata ruang karena bencana selalu berulang, tempatnya di situ-situ saja,” kata dia.
Arahan kedua Presiden yaitu tentang pentingnya melibatkan akademisi dan pakar kebencanaan.
• PSM Makassar Resmi Kontrak Pelatih Asing Darije Kalezic
• Santiago Solari Puji Karim Benzema
• Persela Lamongan Lolos ke 16 Besar
Berdasarkan hasil kajian para ahli ini, zona-zona rawan bencana bisa dipetakan sehingga kita mampu memprediksi ancaman, mengantisipasi, dan mengurangi dampak bencana.
“Jangan lagi kalau sudah ada bencana baru kita bekerja,” kata Presiden.