Pedagang Kaki Lima

Lahan Terbatas, Pedagang Skybridge Tanah Abang Semuanya Pilihan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini menemui kendala lantaran terbatasnya lahan berjualan pedagang di Skybridge Tanah Abang.

Penulis: | Editor: Hertanto Soebijoto
Warta Kota/Joko Supriyanto
Kondisi Skybridge Tanah Abang setelah ditempati oleh para pedagang, Selasa (15/1/2019). 

Berapakah jumlah ideal pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat? Jika tidak dibatasi jumlahnya, dapatkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencarikan solusi permanen yang dapat memuaskan semua pihak: pemerintah, pedagang, dan pengunjung? PR besar masih menanti di depan hidung Pemprov DKI.

PENATAAN Pedagang Kaki Lima (PKL) kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat kembali menemui kendala.

Usai didesak terkait lambatnya pembangunan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini menemui kendala lantaran terbatasnya lahan berjualan pedagang di Skybridge Tanah Abang.

Permasalahan tersebut diungkapkan Kepala Suku Dinas (Sudin) Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perdagangan (KUKMP) Jakarta Pusat, Bangun Richard.

Bangun Richard mengungkapkan, walau para pedagang mengaku bahagia lantaran mendapatkan lokasi usaha yang layak dan ramai pembeli, jumlah pedagang yang dapat ditampung di Skybridge Tanah Abang terbatas.

Jumlahnya hanya sebanyak 446 orang.

PKL Sudah Bisa Tempati Kios di Skybridge Tanah Abang Mulai Senin

Padahal, sebelumnya terdapat sebanyak 650 PKL yang menempati lapak di sepanjang Jalan Jatibaru Raya, lokasi Skybridge saat ini.

Jembatan Multi Guna atau Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, pembangunanya sudah selesai, seperti tampak pada Selasa (5/12/2018).
Jembatan Multi Guna atau Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, pembangunanya sudah selesai, seperti tampak pada Selasa (5/12/2018). (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

"Jadi tidak semuanya, semuanya pilihan yang benar-terdata saja, tidak dobel. Total pedagang yang aktif berjualan di skybridge ada 446 orang," ungkap Bangun Richard dihubungi pada Kamis (31/1/2019).

Karena itu, permasalahan kini bergeser kepada para pedagang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk berjualan.

Sementara, seluruh kawasan, baik jalan maupun trotoar ditegaskannya harus bebas dari aktivitas pedagang.

Masyarakat Senang Tidak Kehujanan Lagi Saat Uji Coba Skybridge Tanah Abang

Terkait solusi yang ditawarkan kepada para pedagang, katanya masih sebatas kordinasi antara pihaknya dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya.

Namun, belum ada kesepakatan antara pemerintah dengan para pedagang terkait area relokasi berjualan.

Molornya peresmian Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang disebabkan masih mengerjakan sejumlah fasilitas.
Molornya peresmian Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang disebabkan masih mengerjakan sejumlah fasilitas. (Warta Kota/Rangga Baskoro)

"Sampai saat ini belum ada dibicarakan,, tindakan sementara masih penertiban rutin oleh Satpol PP. Tapi pendataan terus dilakukan, soalnya memang banyak pedagang baru yang datang," ungkap Bangun Richard.

Lantaran belum adanya titik kesepakatan, pedagang yang tidak memiliki lahan berjualan kembali turun ke jalan.

Masalah terkait PKL Tanah Abang pun kembali terulang.

Bahkan, keributan antara pedagang dan Petugas Satpol PP tidak terelakan, seperti bentrokan yang terjadi di Jalan Jatibunder,  depan Pasar Blok G Tanah Abang pada Kamis (17/1/2019) lalu. (dwi)

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved