Membeli Pengalaman Berlari
Mengikuti maraton tak hanya meningkatkan performa fisik. Lebih dari itu, mengikuti event maraton dan berlari bersama seperti membeli pengalaman.

Kejadiannya di tahun 80-an di kota Bandung, ketika saya mengikuti lomba lari yang berjarak 10 kilometer atau lebih dikenal dengan lomba lari 10K.
Pagi itu menjelang jam 7.00, dalam sebuah barisan panjang yang menggerombol tidak beraturan para pelari bersiap-siap.
Semuanya menghadap ke arah garis start.
Lapis terdepan barisan diperuntukkan bagi para pelari kelas atlet.
Wajarlah. Karena dalam ajang lomba ini, mereka harus bersaing untuk bisa mendapatkan waktu tercepat.
Berbeda dengan saya yang ada beberapa lapis di belakang mereka.
Alih-alih menjadi yang tercepat dalam lomba, saya menggunakan ajang ini untuk mengetahui kinerja berlari. Yaitu seberapa cepat saya bisa menyelesaikan lintasan 10K.
Bendera start dikibaskan. Barisan pun seolah dihentak untuk bergerak maju.
Saya berusaha agar tidak terpengaruh pelari-pelari lain. Untuk tidak ikut-ikutan tancap gas.
Saya hanya berfokus pada diri sendiri untuk menuntaskan lomba.