Tsunami Pantai Anyer

Pemprov Banten Umumkan Jumlah Korban Meninggal Akibat Tsunami Capai 176 dan 30 Hilang

Selain korban jiwa, sejumlah kerugian materil juga masih terus dilakukan pendataan.

Penulis: Andika Panduwinata | Editor: Gede Moenanto
Warta Kota/Zaki Ari Setiawan
Keluarga korban tsunami Selat Sunda mulai membuat laporan kepada petugas di samping kamar jenazah RSUD Pandeglang, Banten, Senin (23/12/2018). 
Pemprov Banten merilis jumlah korban akibat bencana tsunami yang terjadi di kawasan Anyer, Sabtu (22/12/2018) malam.
Selain korban jiwa, sejumlah kerugian materil juga masih terus dilakukan pendataan. 
"Hingga saat ini, korban mencapai 176 orang meninggal, luka-luka 509 orang, dan 30 orang hilang.  Sementara itu, kerugian material mencapai 453 unit rumah dan 9 hotel yang bangunannya rusak," ujar Kabid Diskominfo Pemprov Banten, Amal Herawan Budi Minggu (23/12/2018).
Ia menjelaskan data korban tersebut diperoleh dari posko BPBD Provinsi Banten yang berada di puskesmas dekat lokasi bencana.
Data dari Posko BPBD Provinsi Banten merinci, korban dari Puskesmas di Kecamatan Panimbang yang meliputi Pantai Tanjung Lesung terdapat 12 korban meninggal dan 151 korban luka-luka. 
Di Kecamatan Labuan terdapat 8 korban meninggal dan 53 korban luka-luka serta 2 orang masih hilang. Kecamatan Carita terdapat 135 korban meninggal dan 78 korban luka-luka.
Kecamatan Menes terdapat 2 korban meninggal dan 14 korban luka-luka. Kecamatan Cigeulis terdapat 32 korban luka-luka. Kecamatan Sumur terdapat 6 korban meninggal dunia dan 60 korban luka-luka. 
Sedangkan di Kecamatan Cibaliung berdasarkan informasi dari Puskesmas Cibaliung terdapat 70 korban luka-luka. Dan di Kecamatan Jiput terdapat 1 korban meninggal dan 21 korban luka-luka. 
"Sementara itu, di Kabupaten Serang lebih tepatnya di Kecamatan Cinangka terdapat 12 korban meninggal, 30 korban luka-luka, dan 28 orang masih hilang," ucapnya.
Amal menyatakan pencarian korban dan evakuasi hingga saat ini terus dilakukan. Mengingat masih banyak tempat-tempat yang masih belum berhasil ditembus dikarenakan terputusnya akses serta banyaknya puing-puing sisa bencana yang menghambat proses evakuasi. 
"Selain itu lokasi bencana yang berada cukup jauh sehingga sulit untuk terjangkau. Respon cepat Pemerintah Provinsi Banten sesuai arahan Gubernur Banten Wahidin Halim," kata Amal.
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved