Tsunami Pantai Anyer

BMKG Tegaskan Tsunami Pantai Anyer dan Sekitarnya Bukan Karena Gempa Bumi

Sensor Cigeulis hanya mencatat adanya aktivitas seismic dengan durasi sekitar 24 detik dengan frekuensi delapan hingga 16 Hz pada 21.03.24 WIB.

Penulis: | Editor: Hertanto Soebijoto
Bidik layar Kompastv
Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, Minggu (23/12/2018) dini hari menyatakan gelombang tinggi di Pantai Anyer Banten dan di Lampung adalah tsunami kecil. 

KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan, tsunami di Pantai Anyer, Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam, bukan dipicu dari adanya aktivitas tektonik atau gempa bumi yang terjadi dalam laut Selat Sunda.

Pemicu tsunami belum dapat dipastikan hingga saat ini.

Hal tersebut disampaikan Dwikorita lewat siaran tertulis yang dibagikan lewat akun twitter resmi BMKG, @infobmkg; pada Minggu (23/12/2018) pagi.

Dalam siaran tertulis tersebut dijelaskan tsunami Anyer yang melanda pesisir barat pantai Banten itu tercatat terjadi tepat pada pukul 21.27 WIB.

Tidak ada catatan gempa berkekuatan besar di dasar laut, tsunami tersebut menyapu kawasan pantai, mulai dari Anyer, Carita hingga terparah kawasan Tanjung Lesung, Labuhan, Banten.

Alat pendeteksi gempa yang terpasang di perairan sekitar Anak Gunung Krakatau dijelaskan hanya mencatat adanya gelombang tinggi yang diperkirakan berlaku mulai dari Sabtu (22/12/2018) hingga Selasa (25/12/2018).

Pengamatan lapangan pun diketahui terjadi hujan lebat dan angin kencang di perairan Anyer pada Sabtu (22/12/2018) siang.

Tsunami justru diketahui ketika pihaknya hendak mengganti alat perekam gerakan bumi atau seismometer pada Sabtu (22/12/2018) malam.

Tercatat, tepat pada pukul 21.03 WIB, Anak Gunung Krakatau mengalami erupsi dengan gempa tremor terjadi terus menerus.

"BMKG berkoordinasi dengan Badan Geologi melaporkan bahwa pada pukul 21.03 WIB Gunung Krakatau erupsi kembali sehingga peralatan seismometer setempat rusak. Tetapi seismic Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus, tidak ada frekuensi (tektonik) yang mencurigakan," jelas Dwikorita.

Namun, berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktivitas gempa bumi.

Sensor Cigeulis hanya mencatat adanya aktivitas seismic dengan durasi sekitar 24 detik dengan frekuensi delapan hingga 16 Hz pada 21.03.24 WIB.

Tinggi Tsunami

Terlepas dari pemicu tsunami Anyer yang belum dapat diketahui hingga saat ini, tsunami terjadi di seluruh pesisir pantai barat Banten dan Lampung Selatan.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved