Jurnalis Arab Saudi Hilang

Ini 7 Fakta yang Menguatkan Dugaan Keterlibatan Pangeran MBS dalam Pembunuhan Jamal Khashoggi

PEMBUNUHAN jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, masih teka-teki. Pangeran MBS disebut-sebut sebagai orang paling bertanggung jawab dalam kasus ini.

heisenbergreport.com
PUTRA Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dan Jurnalis Jamal Khashoggi 

PEMBUNUHAN jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, hingga kini masih menjadi teka-teki, terutama terkait siapa orang di balik perintah untuk menghabisi kolumnis The Washington Post tersebut.

Jamal Khashoggi dilaporkan hilang pada 2 Oktober 2019 ketika yang bersangkutan tak keluar dari Gedung Konsulat Arab Saudi di Instanbul, Turki, saat mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Sejauh ini, baik dari hasil penyelidikan maupun rekaman yang dimiliki Turki, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) diduga kuat terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Bahkan ia disebut-sebut sebagai orang 'teratas' yang memberikan perintah pembunuhan tersebut.

Menlu Turki: Menjijikkan, Pelaku Memutilasi Jamal Khashoggi dalam 7 Menit sambil Dengarkan Musik  

6 Perbedaan Aksi Bela Islam dan Reuni Akbar 212 Zaman Ahok Vs Zaman Anies yang Sangat Kontras

Meski dibantah oleh Arab Saudi, berikut ini 6 fakta yang mengarah pada dugaan keterlibatan Pangeran MBS atau minimal mengetahui rencana pembunuhan tersebut:

1. Tujuh dari 15 anggota tim pembunuh adalah pengawal MBS

Kecurigaan menjurus pada Pangeran MBS karena dalam sejumlah foto yang dipublikasikan media Turki, tujuh dari 15 orang yang disangka membunuh Jamal Khashoggi adalah para pengawal Pangeran MBS.

Meski tidak langsung, bukti-bukti ini memunculkan dugaan Pangeran MBS memerintahkan atau setidaknya mengetahui rencana penghilangan Jamal Khashoggi.

Tentu saja Pemerintah Saudi membantah keterlibatannya dalam skandal ini, tetapi agaknya bantahan tersebut sulit diterima dunia internasional.

2. Wakil Kepala Intelijen yang juga penasihat MBS, Dipecat

Hatice Cengiz tangisi kematian Jamal Khassoggi yang akan menikahinya.
Hatice Cengiz tangisi kematian Jamal Khassoggi yang akan menikahinya. (Daily Mail US)

Mayor Jenderal Ahmed Al Asiri dipecat dari posisi wakil kepala intelijen Arab Saudi.

Pemecatan itu diduga terkait tekanan yang sangat hebat dari masyarakat dunia atas pembantaian yang dilakukan di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Al Asiri melayani sebagai penasihat untuk MBS, yang memromosikannya ke posisi intelijen, tahun lalu, dan dianggap sebagai salah satu pembantu terdekat MBS.

Disebut-sebut, Al Asiri bakal dijadikan ‘tumbal’ atas kasus pembunuhan ini, meski dia tidak termasuk tim 15 yang mengeksekusi Khashoggi.

3. Pangeran MBS menelepon Jamal Khashoggi sebelum dibunuh

Harian Turki, Yeni Safak, memberitakan terdapat spekulasi bahwa Putra Mahkota Pangeran MBS sempat menelepon Khashoggi sebelum dibunuh.

Para pelaku yang dilaporkan berjumlah 15 orang menangkap Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Di sebuah ruangan, MBS menghubungi Khashoggi dan membujuknya agar bersedia kembali ke Riyadh. Jurnalis 60 tahun itu menolak tawarannya lantara takut ditahan atau malah dibunuh.

Mendapat penolakan, MBS langsung menutup teleponnya.

"Tim segera melakukan tugasnya begitu Pangeran MBS menutup telepon," demikian ulasan Yeni Safak.

4. Orang dekat MBS, Saud al-Qahtani, memerintahkan pembunuhan via Skype

Orang dekat MBS yang bertugas sebagai penasihat bidang media, Saud al-Qahtani, memerintahkan pembunuhan yang terjadi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, via Skype.

Begitu ditangkap oleh 15 orang yang sudah menunggunya di Gedung Konsulat, kolumnis The Washington Post itu langsung digelandang ke ruangan di mana Qahtani sudah menunggu melalui saluran Skype.

Qahtani mulai mengeluarkan makian ke Khashoggi yang langsung dibalas juga dengan hinaan. Menurut sumber intelijen, Qahtani memerintahkan Khashoggi dilenyapkan.

Soal Pembunuhan Jurnalis Khassoggi Akhirnya Pemerintah Arab Buat Pengakuan Ini

"Bawakan saya kepala orang itu," kata Qahtani seperti ditirukan sumber anonim Reuters.

Tidak diketahui apakah dia menonton seluruh proses pembunuhan tersebut. Pejabat intelijen anonim Saudi menuturkan, operasi tersebut sangat ceroboh dan gagal.

Rekaman panggilan Skype itu dilaporkan berada di tangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

5. Pengawal pribadi MBS, Maher Abdulaziz Mutreb, 'melapor kepada bos'

Mengutip sejumlah sumber, harian itu menyebut seorang pengawal MBS, Maher Abdulaziz Mutreb, adalah bagian dari 15 orang tim "pemukul" yang dikirim ke Turki untuk membunuh Khashoggi.

Dalam rekaman itu terdengar Abdulaziz Mutreb mengatakan lewat telepon kepada seorang ajudan MBS untuk "melapor kepada bos" setelah pembunuhan Khashoggi.

Meski dalam rekaman itu tidak disebutkan secara terang-terangan nama MBS, para pejabat intelijen AS yakin yang dimaksud "bos" tak lain adalah sang putra mahkota Arab Saudi.

Seorang mantan agen CIA, kepada The New York Times, juga memperkuat dugaan keterlibatan MBS.

"Pembicaraan telepon itu merupakan bukti yang amat kuat," kata Bruce Riedel, yang kini bekerja di Brookings Institution.

6. Teman MBS, Mohammed Ahmed al-Fawzan, ditelepon Pembunuh Jamal Khashoggi

Polisi Turki menggeledah dua vila milik pengusaha Arab Saudi. Salah satunya dilaporkan merupakan milik teman Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ( MBS ).

Pemilik vila itu dilaporkan bernama Mohammed Ahmed al-Fawzan. Fawzan merupakan teman dekat MBS di mana terdapat video yang memperlihatkan foto MBS dan Raja Salman di dinding vila.

Penggeledahan itu dilakukan setelah polisi menangkap sebuah pembicaraan telepon. Pembicaraan itu terjadi antara pemilik vila dan Mansour Othman M Abahussain, salah satu anggota tim yang diduga kuat membunuh Khashoggi.

Kantor jaksa penuntut Istanbul pun menyatakan, salah satu pelaku yang bernama Mansour Othman M Abahussain sempat menelepon Fawzan sehari sebelum Khashoggi dibunuh.

Saat itu, Fawzan sedang tak berada di Turki. Namun Abahussain menelepon untuk mencari cara menyembunyikan jenazah Khashoggi setelah dipotong.

7. 11 Pesan MBS untuk Saud al-Qahtani, pemimpin tim pembunuh Jamal Khashoggi

Pangeran MBS diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Laporan tersebut dipaparkan Wall Street Journal berdasarkan dokumen rahasia milik Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat ( CIA).

CIA mencegat setidaknya 11 pesan yang dikirimkan MBS beberapa jam sebelum dan sesudah Khashoggi dibunuh.

CIA membuat dokumen kesimpulan berdasarkan penyadapan yang mereka lakukan terhadap pesan elektronik MBS maupun informasi intelijen lain.

Berdasarkan dokumen tersebut, MBS berkata kepada salah satu stafnya pada Agustus 2017 bahwa usahanya untuk membujuk Khashoggi kembali ke Saudi tidak berhasil.

Karena itu, dokumen tersebut memaparkan adanya upaya untuk memancing Khashoggi agar bersedia bertemu di suatu tempat.

Pesan-pesan itu dikirim MBS kepada Saud al-Qahtani, penasihat bidang media yang dilaporkan memimpin tim beranggotakan 15 untuk berangkat ke Istanbul, Turki.

Di dokumen itu, Qahtani menggunakan departemen media kerajaan, Pusat Studi dan Hubungan Media (CSMARC) untuk mengatur rencana pembunuhan.

CIA dalam dokumen tersebut juga menyebut, tentunya bakal sulit bagi Qahtani untuk menggunakan fasilitas negara tanpa mendapat persetujuan dari MBS

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved