Tak Terima Disebut Anak PKI, Wasekjen PKB Mengadu ke Polisi
Wasekjen PKB Dita Indah Sari mendatangi Polda Metro Jaya untuk mengadukan orang-orang yang menyebutnya anak PKI.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Max Agung Pribadi
WAKIL Sekjen PKB Dita Indah Sari menyambangi gedung Mapolda Metro Jaya untuk diperiksa atas laporan terhadap 25 akun sosial media yang menyebutkan dirinya sebagai anak PKI.
Sejatinya laporan ini dibuat di Bareskrim Polri.
Akan tetapi, oleh Bareskrim laporan dilimpahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
"Tadi kita sudah diterima oleh salah seorang penyidik, lalu saya memberikan tambahan keterangan dari yang sudah saya sampaikan di Bareskrim tanggal 5 November lalu. Karena ada beberapa tambahan akun," kata Dita di Mapolda Metro Jaya, Rabu (28/11/2018).
Kemudian penyidik juga menanyakan apakah dari kegiatan akun hoax itu ada efek bagi dirinya, keluarga dan politik.
Sebab, saat ini dirinya merupakan Calon Legislatif di PKB.
"Saya sampaikan bahwa ini sangat merugikan dan saya minta ditindaklanjuti segera. Kami apresiasi kepolisian yang sudah tanggapi laporan ini meskipun tidak terlalu cepat, tapi ditanggapi dan saya diminta melengkapi berkas itu adalah kemajuan," tegas dia.
Dalam pemeriksaan ini, Dita mengaku dicecar sebanyak 15 pertanyaan.
Pada dasarnya, pertanyaan yang diajukan sebatas klarifikasi dari laporan yang dibuat olehnya.
"Ya sekaligus permohonan kita ke Polda agar akun penyebar fitnah ini diberi efek jera. harus ditangkap juga dan harus ada sanksi bagi mereka. Iya memang itu arahan dari pimpinan supaya lebih fokus (makanya dilimpahkan ke Polda)," tegas dia.
Sementara itu, Kuasa Hukum Dita, Judika Gultom mengatakan, laporan kliennya kepada 25 akun penyebar fitnah dari Bareskrim ke Ditreskrimsus Polda Metro seusai dengan arahan Pimpinan instansi Polri.
Sebab, kata Judika, hal ini agar penyidik fokus menangani kasus kliennya di Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya.
"Ya karena memang jadi berkembang, kalau dulu Dita anak PKI, sekarang Dita anak Aidit jadi lebih berkembang atau menyempit ya? Lebih mengkhusus kali ya," tuturnya, Rabu (28/11/2018).
Bahkan kata Judika, kliennya yang merupakan calon legislatif sudah diintervensi oleh akun akun hoax itu agar tidak dipilih dalam Pemilu 2019.
Bahkan, parpol yang dinaungi kliennya juga ikut menjadi sasaran para penyebar hoax.
"Jangan dipilih caleg PKB kemudian PKB kesusupan komunis, NU kesusupan komunis sekarang khusus Dita anak Aidit. Ini kan berarti berkembang dimodifikasi, dibikinlah cerita sedemikian rupa siapa bapak saya dan sebagainya," ucap dia.
Menurut dia, jika polisi tidak segera bertindak dengan cepat, makan akan banyak korban lagi dari serangan para penyebar hoax.
Apalagi, saat ini sudah memasuki musim kontestasi polittik dimana banyak caleg dan cawapres diserang.
"Begini ya orang melakukan apa saja orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan lawan. Itu enggak sehat," ucap dia.