Maulid Nabi Muhammad SAW
Ustaz Abdul Somad Terangkan Bagaimana Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW
Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya menjelaskan terkait hukum memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.
TERDAPAT dua pendapat mengenai hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, pertama menyebut peringatan ini adalah bid'ah.
Hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, kedua sebaliknya, yaitu memperbolehkan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Lantas, harus pilih yang mana terkait hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW?
Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya menjelaskan terkait hukum memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.
Menurutnya, ada sekitar 300 ribu hadist yang menerangkan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW boleh dilakukan.
Baca: Ustaz Abdul Somad Tolak Undangan Dakwah yang Dihadiri Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi
Adapun yang menganggap peringatan ini bid'ah, kata Abdul Somad, hanya sebagian kecil ulama Arab Saudi.
Dalam ceramahnya, Ustaz Abdul Somad memaparkan beberapa hadist serta pendapat ulama besar mengenai dasar diperbolehkannya maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca: 12 Peristiwa Penting Terkait Kelahiran Nabi Muhammad SAW Diperingati sebagai Maulid Nabi
Ustaz Abdul Somad menambahkan, manfaat positif peringatan maulid Nabi Muhammad salah satunya adalah orang-orang akan bersilaturahmi satu sama lain.
Bukan setahun sekali, melainkan setiap minggu di hari senin.
Rasulullah SAW pernah ditanya mengapa melaksanakan puasa hari Senin.
Salah satunya adalah Rasulullah SAW ternyata mengenang hari lahirnya sendiri.
Rasulullah SAW menjawab, "Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari itu diturunkan [Alquran] kepadaku). (HR Muslim)
Baca: Menapaki Jejak Rasul di Setiap Sudut Perjalanan Religi yang Menakjubkan
Adapun alasan lainnya merujuk pada penafsiran Rasulullah terhadap kalimat Ayyamillah dalam Qs Ibrahim [14]: 5 yang berbunyi, "Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah."
"Imam an-Nisa'i Abdullah bin Ahmad dalam Zawa'id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dari Ubai bin Ka'ab meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa Rasulullah SAW menafsirkan kalimat Ayyamillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah SWT.