Naik Alphard Beli Elpiji Subsidi, Hiswana Migas DKI: Masih Banyak Kurang Peka Soal Elpiji Bersubsidi

Hiswana Migas DPC DKI Jakarta mengatakan, masih banyak kalangan masyarakat yang kurang peka terhadap hak-hak warga kurang mampu.

Penulis: Feryanto Hadi | Editor:
Warta Kota/Feryanto Hadi
Aktivitas penurunan Bright Gas di Sub Agen Nahatolu Bright Gas, Jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan. 

WARTA KOTA, PALMERAH---Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPC DKI Jakarta, Syarief Hidayat, mengatakan, masih banyak kalangan masyarakat yang kurang peka terhadap hak-hak warga kurang mampu.

Hal ini terbukti, dengan masih rendahnya penggunaan Bright Gas di Jakarta. Padahal, Jakarta selama ini dijadikan indikator nasional penjualan Bright Gas.

"Untuk kenaikannya memang belum signifikan. Masyarakat masih berpikir, kalau ada yang murah kenapa harus beli yang mahal. Saya kira perlu ada upaya-upaya lain, selain edukasi," katanya.

Syarief mengatakan, salah satu faktor belum maksimalnya penggunaan Bright Gas karena belum ada landasan hukum yang jelas soal siapa yang berhak menggunakan elpiji bersubsidi.

"Sejauh ini bentuknya hanya imbauan dan tidak ada aturan tegasnya. Sekarang orang bermobil datang ke pangkalan beli elpiji subsidi, tidak ada yang larang. Kalau ditolak mereka ya pasti akan marah."

"Harusnya memang dibuatkan dasar hukumnya. Saya sepakat dengan wacana pemerintah dalam menekan angka penjualan gas bersubsidi yakni dengan Kartu Indonesia Sejahtera (KIS). Jadi, pengawasannya akan benar-benar berjalan dan subsidi bisa tepat sasaran," katanya.

Upaya lainnya yakni mendorong pemprov atau pemda untuk menerbitkan aturan terkait penggunaaan LPG bersubsidi, misalnya dengan membuat perda yang melarang bidang usaha restoran dengan omset tertentu untuk menggunakan elpiji bersubsidi atau mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan elpiji non subsidi.

"Kalau ada aturannya kan bisa jadi jelas, ada sanksi juga jika aturan itu dilanggar," katanya.

Selain itu, Hiswana Migas DKI ke depannya juga akan berupaya menjalin kerja sama dengan Pemprov DKI untuk pengembangan outlet-outlet Bright Gas.

"Kami ingin ajukan di setiap kelurahan minimal ada outlet Bright Gas. Ini buat jawaban ke masyarakat yang selama ini mengeluh sulit mendapatkan Bright Gas," kata Syarief.

"Upaya lainnya kami akan gencarkan penjualan dengan sistem online. Kami akan gandeng pihak ketiga untuk membuat semacam aplikasi yang memudahkan masyarakat mendapatkan Bright Gas. Mereka tinggal order, nanti agen terdekat akan mengantarkan," katanya.

Meski peningkatan belum begitu besar, Dian menyebut tren penggunaan Bright Gas terus meningkat.

Ia menyebut, sejumlah upaya telah dilakukan sejak produk ini diluncurkan, mulai dari promosi di sejumlah event besar, menjadi sponsor kegiatan, sosialiasi langsung ke masyarakat dan pelaku usaha dan melakukan roadshow ke sejumlah instansi pemerintahan.

"Ke depan kami akan terus gencarkan promosi dan sosialisasi untuk mengajak masyarakat mampu dan tempat usaha skala menengah-besar untuk beralih ke Bright Gas," katanya.

Agus Frankto, pemilik Nahatolu Bright Gas di Jalan Warung Buncit, mengatakan, pemerintah harus lebih gencar lagi melakukan sosialisasi terhadap Bright Gas dan mendorong masyarakat kelas menengah-atas untuk menggunakan produk ini.

"Kenyataannya masih banyak orang kaya yang belinya gas melon. Saya sering melihat mereka naik mobil Alphard atau Mercy datang ke pom bensin beli beberapa tabung melon. Ini membuktikan bahwa mereka tidak peduli bahwa elpiji non subsidi itu buat kalangan tidak mampu," katanya.

Baca: Penjualan Bright Gas di Ibu Kota Mulai Bergeliat

Baca: Beli Bright dan Elpiji di Indomaret Berhadiah Mercedes Benz dan Harley Davidson

Baca: Pertamina Apresiasi Pengungkapan Kasus Pengoplosan Gas Elpiji 3 Kilogram di Tangerang

Sumber: Warta Kota
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved