Kesehatan
Endemik Kaki Gajah, Bekasi Belum Kantongi Sertifikasi Bebas Penyakit Kaki Gajah
"Kalau didiamkan kulit akan membesar seperti kaki gajah, sehingga jalan satu-satunya adalah operasi plastik."
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Intan Ungaling Dian
WARTA KOTA, BEKASI--- Pemerintah Kota Bekasi belum mengantongi sertifikasi eliminasi tentang bebas penyakit kaki gajah atau filariasis dari Kementerian Kesehatan RI.
Pasalnya, Kota Bekasi masih termasuk wilayah endemis penyakit kaki gajah.
Apalagi, beberapa waktu lalu masih ditemukan kasus kaki gajah yang dialami warga Ciketing Udik, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi.
"Tim masih memantau temuan kasus kaki gajah lama di lapangan, sampai saat ini pasien masih ditangani dan penyembuhannya selalu diawasi petugas," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, Kamis (27/9/2018).
Baca: Guru di Papua Terbebas dari Penyakit Kaki Gajah dan Pembekakan Scrotum
Dezi mengatakan, temuan kasus itu terjadi pada awal 2018. Saat itu, petugas mendapat laporan ada warga yang terindikasi penyakit kaki gajah.
Kemudian, petugas mengecek ke lapangan dan hasilnya positif bahwa ada warga Bantar Gebang menderita penyakit kaki gajah sejak 2017.
"Ternyata ini kasus lama, namun karena tidak diobati dengan benar akhirnya sekarang ditangani petugas," ujarnya.
Menurut dia, keluarga pasien cenderung tertutup dengan petugas. Bahkan upaya petugas untuk membantu mengobati pasien sempat ditolak oleh keluarganya. Alasannya, bakal berobat mandiri.
"Petugas sudah datang ke rumahnya dan mengajak ke rumah sakit, tapi dia selalu menolak," ucapnya.
Dia menjelaskan, penyakit filariasis bisa disembuhkan jika cacing yang ada di kelenjar bagian kulit belum berkembang biak.
Namun, jika dibiarkan, cacing akan berkembang biak sehingga berdampak pada kecacatan permanen.
"Kalau didiamkan kulit akan membesar seperti kaki gajah, sehingga jalan satu-satunya adalah operasi plastik atau kecantikan untuk mengangkatnya," ucapnya.
Enggan berobat
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menambahkan, melalui pemerintah daerah, pemerintah pusat telah mencanangkan program pemberian obat pencegahan massal filariasis (POPM).