Saat Digelar Razia Didapati Ada Pria Telanjang di Lokasi Spa Tebet
Satu per satu terapis dipanggil keluar dan dilakukan intrograsi terkait dugaan spa itu menawarkan layanan plus.
Penulis: Feryanto Hadi |
"Terapisnya baru satu minggu kerja, baru ketemu dengan manajer, belum ketemu dengan saya," kata Ade.
Ade mengatakan, terapis itu belum memahami prosedur operasi standar (SOP) layanan pijat yang diterapkan di Adelin1 Spa.
Seharusnya, tamu yang memilih membuka pakaiannya, harus disarungi dengan sehelai kain batik.
Ade menegaskan, pihaknya senantiasa memberikan pelayanan profesional bagi pelanggannya.
Bahkan, para terapis di sana telah memiliki sertifikat keahlian.
Ia pun membantah adanya praktik prostitusi meskipun ada masyarakat yang melaporkannya.
Kegirangan para petugas Satpol PP menemukan adanya indikasi praktik prostitusi di sana harus berakhir absurd saat lurah Tebet Timur Yunaenah memberikan statemen bahwa di tempat itu tak ada kegiatan berbau prostitusi.
"Kemarin ada tuduhan Sudin Pariwisata Jakarta Selatan dan Kelurahan bersekongkol membiarkan prostitusi, itu tidak terbukti," kata Yunaenah.

Mekipun saat razia ditemukan satu tamu laki-laki yang telanjang saat dilulur, namun ia memastikan tidak ada pelanggaran kegiatan pariwisata.
Ia hanya mengimbau manajemen agar mengawasi kerja terapisnya dengan baik.
"Yang ke sini ada yang berniat baik ada yang tidak. Jadi tergantung terapisnya gimana. Kalau yang betul-betul sering di-briefing ya dia harus mengikuti SOP. Kalau kita dapatkan prostitusi itu kita tutup," ujar dia.
Ia menambahkan, perizinan usaha tempat spa itu juga lengkap.
Begitu juga usia terapis tidak ada yang di bawah umur.
Sementara itu, Masri selaku penyidik dari Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Selatan mempertegas statemen dari lurah Yunaenah.
"Ada laporan bersurat ke walikota kemudian didisposisikan ke Sudin Parbud. Satu di antaranya izin, pajak, dugaan mesum, pekerja dibawah umur, dan persengkokolan. Kami ke sini untuk melakukan klarifikasi benar atau tidak pengaduan itu."