Rusunawa Karanganyar Dikosongkan Akhir Agustus Ini
Pengosongan rumah susun ini terkait rencana revitalisasi Rusunawa Karang Anyar yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Ahmad Sabran
Akhir Agustus mendatang Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Karang Anyar, Jakarta Pusat dikosongkan. Para penghuni rusun diberikan batas waktu meninggalkan rusun hingga 31 Agustus 2018 mendatang.
Pengosongan rumah susun ini terkait rencana revitalisasi Rusunawa Karang Anyar yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Walau rencana revitalisasi tersebut sudah terdengar lama, namun baru akhir ini penghuni diminta mengosongkan unit Rusun yang mereka tempati. Walau begitu banyak penghuni rusun mengaku pasrah untuk angkat kaki dari Rusun tersebut.
Mayoritas penghuni rusun Karang Ayar merupakan korban relokasi kebakaran yang pernah terjadi tahun 1984. Sehingga banyak diantara meresa berat untuk meninggalkan rusun yang memiliki empat blok tersebut.
Seperti yang dirasakan oleh Mustar (66) salah seorang warga yang lebih dari 50 tahun tinggal dikawasan tersebut. Mustar merupakan penghuni asli kawasan tersebut sejak terjadi kebakaran tahun 1984 yang selanjutnya Pemerintah mendirikan rusun tersebut sebagai rusun percontohan.
"Sebagai warga asli sini tentunnya kami sangat mendukung program pemerintah untuk merevitalisasi rusun ini, apalagi saat ini kondisi rusun memang sudah dibilang tua, karena rusun ini berdiri sejak tahun 1987," kata Mustar saat ditemui, Jumat (10/8/2018).
Rusun yang berdiri sekitar 33 tahun tersebut kondisinya memang cukup memprihatinkan, selain dinding rusun yang sudah ditumbuhi rumput liar, beberapa dinding juga terlihat kusam dan dipenuhi lumut.
Tak hanya itu, beberapa saluran air dirusun tersebut juga nampak kotor, walaupun masih berfungsi baik. Selain itu, Rusun yang didirikan sebagai Rusun percontohan dieranya tersebut masih kokoh berdiri.
Dikatakan Mustar, hampir 50 persen warga sudah pindah dari rusun ini, mereka diantaranya mengontrak maupun tinggal ditempat saudara mereka. Sementara dirinya akan pergi dari rusun beberapa minggu kedepan.
"Kalo saya sebagaian barang sudah saya pindahin ke Depok, jadi tinggal beberapa barang saja mungkin minggu depan sudah ngak tinggal disini lagi," katanya.
Mustra mengaku ingin balik ke rusun ini jika proses revitalisasi sudah selesai, ia mengaku kembali kerena dirinya tak punya kampung halaman selain dikawasan tersebut, sehingga ia memastikan akan kembali lagi dua tahun mendatang.
"Pasti balik lagi, ya karena ini kampung saya disini, jadi banyak kenangan yang membuat saya harus balik lagi ke sini nantinya," ucapnya.
Sementara itu, Nurhayati (50) mengaku tetap akan kembali ke rusun meskipun nantinya harga rusun akan jauh lebih mahal dibandingkan biaya rusun saat ini yakni Rp. 100.000 berbulan. Terlebih rusun Karang Anyar nantinya tidak dibangun empat tower melainkan hanya dua tower.
"Kalo balik pasti balik, karena sesama warga sekitar itu udah akrab banget jadi itu yang membuat kita berencana balik lagi. Tapi untuk segi harga pasti jauh berbeda, namun setidaknya kami dapat tempat tinggal yang layak," katanya.
Berbeda dengan Anto (39) salah seorang warga menuturkan jika dirinya kemungkinan besar tidak akan balik ke rusun lagi. Selain harga yang nantinya berbeda, ia mengaku sudah mendapatkan kontrakan yang tak jauh dari tempat ia bekerja.