Warga Bergulat Lawan Satpol PP di Atap Rumah Pertahankan Rumahnya Dibuldoser
Intinya ini rumah saya, dirobohkan tidak ikhlas. Hidup turun temurun kok dirampas. Di media, warga dicap macam-macam karena bertahan.
PERLAWANAN warga berlanjut seiring upaya pengosongan lahan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kulon Progo, Yogyakarta.
Sejumlah kalangan pendukung penggusuran menuduh warga tersebut sebagai PKI karena memertahankan rumah dan tanah mereka.
Para petani itu menangis, tapi penggusuran tetap dilakukan.
Sumiyo (53) bahkan nekat mempertahankan rumahnya dengan menaiki atap dan berdiri di genteng rumah.
Ia menduduki genteng dan mengancam melempar genteng kepada semua aparat yang mencoba mendekat, sambil bertahan dengan memeluk tiang listrik pada atap.
Empat anggota dari Satuan Polisi Pamong Praja Kulon Progo dan seorang polisi Provos mencoba membujuk.
Kelimanya menaiki atap rumah dengan bantuan belalai ekskavator.
Sumiyo tetap bertahan sebisanya melawan dengan menendang genteng-genteng.
Seorang anggota Satpol PP, Gita Haryana mengatakan, usahanya membujuk tidak berhasil.
"Saya bilang ke dia, bapak turun dan semua jadi lebih enak. Kita ini takutnya dia yang jatuh," kata Gita, Jumat (20/7/2018).
Bujukan gagal. Pergulatan terjadi di puncak atap. Sumiyo melawan sambil berpegangan pada tiang listrik atap rumah.
Drama dan pergulatan itu berlangsung hingga setengah jam.
Polisi dan 4 anggota Satpol PP itu sampai harus mengikat tangan dan kaki Samiyo di atas rumah lantas menurunkannya dengan kuku bucket.
"Tenaganya kuat sekali," kata Dedi, salah satu anggota Satpol PP yang ikut menurunkan Sumiyo.