Kolom Dahlan Iskan

Perang Dagang Amerika-Tiongkok Dimulai Besok Pagi

Perang dagang Amerika-Tiongkok ini harus dimulai: Amerika mengenakan tarif masuk 25 persen. Untuk sejumlah barang Tiongkok yang diekspor ke sana.

Editor: Achmad Subechi
Warta Kota
Ketua Umum Federasi Olahraga Barongsai Indonesia(FOBI), Dahlan Iskan disela-sela acara parade Barongsai di depan Musium bajrasandi Denpasar 

Oleh: Dahlan Iskan

NANTI malam. Ya. Nanti malam. Pukul 00.00. Perang itu harus dimulai. Sudah tidak ada lagi langkah mundur. Tidak sempat lagi negosiasi.

Perang dagang Amerika-Tiongkok ini harus dimulai: Amerika mengenakan tarif masuk 25 persen. Untuk sejumlah barang Tiongkok yang diekspor ke sana. Terutama baja dan alumunium. Yang nilainya mencakup USD 200 miliar.

Tiongkok membalas. Akan mengenakan hal yang sama. Nilai yang sama. Hanya barangnya yang beda: hasil pertanian dan kebun buah.

Mula-mula hanya sebatas ancam-mengancam. Gertak-menggertak. Lalu dicoba negosiasi. Tiongkok kirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC. Dua kali.

Amerika kirim delegasi tingkat tinggi juga. Ke Beijing. Dua kali. Hasilnya seperti Inggris lawan Colombia: 2-2. Tapi tidak ada perpanjangan waktu. Tidak ada adu penalti.

Belum ada pemenang. Justru kian buruk. Begitu Tiongkok membalas, Presiden Trump naik darah. Seperti merasa dilawan anak kecil yang nakal. Trump mengancam menaikkan lagi tarif itu. Tambah 10 persen lagi.

Tapi Tiongkok juga tidak takut. Hanya beberapa jam kemudian sudah memutuskan: akan memberi balasan yang setara. Kali ini meluas ke barang seperti pesawat terbang. Boeingnya Amerika khawatir. Tidak dibeli Tiongkok lagi.

Presiden Prancis ke Beijing. Prancis punya Airbus. Yang setara Boeingnya Amerika. Kanselir Jerman ke Tiongkok. Presiden India dan Russia menemui Xi Jinping.  Mereka bersekutu: melawan Trump.

Waktu manuver habis. Tanggal 6 Juli pun tiba: saat dimulainya  tarif baru. Nanti malam.

Sama-sama menetapkan mulai perang tanggal 6 Juli tapi ada persoalan teknis. Jam di Tiongkok lebih cepat 12 jam. Tanggal 6 Juli di Beijing masih tanggal 5 Juli di Washington. Berarti Tiongkok akan memulainya lebih dulu.

Padahal niatnya hanya akan membalas. Ini sensitif: bisa dinilai Tiongkoklah yang memulai perang ini. Padahal Tiongkok selalu mengatakan:  ''Tidak akan pernah menembak lebih dulu. Hanya kalau ada yang memulai barulah membalas menembak.''

Kita lihat saja akhirnya seperti apa. Toh tinggal menunggu beberapa jam lagi.

Siapa yang akan menang? Begitu sulit menjawabnya. Tiongkok bukan Jepang. Yang di masa lalu langsung menyerah. Saat diancam seperti ini. Jepang lantas  membangun pabrik-pabrik mobil di Amerika.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved