Ramadan 2018
Razia Pekat, Pemkot Jaktim Amankan Ratusan Miras dan 23 PMKS
Mungkin ini minggu pertama Ramadan, jadi masih sepi, cuma kita temukan beberapa krat miras di sana dan langsung kita amankan.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Intan Ungaling Dian
WARTA KOTA, JATINEGARA---Untuk menciptakan wilayah yang kondusif di bulan Ramadan, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur mengelar razia penyakit masyarakat (pekat).
Razia pekat kali ini menyasar kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Pekerja Seks Komersial (PSK), dan minuman keras (miras).
Kegiatan tersebut dalam rangka menegakkan Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
Selain itu, operasi cipta kondisi untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat, khususnya umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa Bulan Suci Ramadan 1439 H/2018.
Razia yang diawali dengan apel di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Rabu (23/5) malam, petugas langsung menyisir Jalan I Gusti Ngurah Rai, kemudian bergerak kearah jalan Raya Bekasi Timur.
Baca: Jelang Ramadan, Sudin Sosial Jakarta Utara Gelar Razia PMKS
Di jalan tersebut, beberapa PMKS dan penjual jamu langsung diangkut menggunakan mobil petugas.
"Untuk keseluruhannya, kita dapatkan 371 miras berbagai merek di berbagai lokasi. Termasuk miras oplosan yang dijual di warung-warung jamu untuk diamankan,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Administrasi Kota Jakarta Timur, Hartono, Rabu (23/5/2018).
Iringan mobil petugas melanjutkan perjalanannya ke Jalan Raya Matraman (sekitar Gunung Antang). Kawasan ini dikenal sebagai tempat porstitusi di Jakarta Timur.
Namun, diduga razia itu sudah bocor, sehingga tidak ditemukan satu pun PSK di sana.
Petugas hanya mendapati bilik-bilik kosong yang ditinggal pemiliknya. Petugas hanya menemukan beberapa botol miras. Selanjutnya miras tersebut diamankan.
"Mungkin ini minggu pertama Ramadan, jadi masih sepi, cuma kita temukan beberapa krat miras di sana dan langsung kita amankan," katanya.
Tak hanya itu, petugas juga menyisir kawasan terminal Kampung Melayu dan kolong fly over Kampung Melayu. Pasalanya, banyak laporan warga bahwa kawasan tersebut kerap menjadi tempat tidur para PMKS.
Ketika petugasn mendatangi tempat tersebut, para PMKS berlarian. Meski begitu, petugas dapat mengamankannya.
Sekitar 23 gelandangan dan pengemis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang menghuni kolong fly over Kampung Melayu tak luput dari kerjaran petugas.
Baca: Video Viral Ini Bongkar Modus Pengemis Tangan dan Kaki Buntung di Jakarta, Waspada!
Para gelandangan itu tinggal di kolong jalan layang bermodal gerobak dan terpal yang dijadikan alas untuk tidur.
Salah seorang gelandangan terpaksa digotong petugas karena menolak berjalan kaki menuju mobil milik Satpol PP untuk dibawa ke Panti Sosial Cipayung untuk mendapat pembinaan.
"Kita juga menjaring 23 gelandangan, pengemis dan pak ogah. Mereka semua akan dikirim ke panti sosial, untuk selanjutnya dilakukan rehabilitasi oleh dinas sosial," katanya.
Namun demikian, Hartono menegaskan selama Bulan Suci Ramadan ini pihaknya akan terus menggelar lima operasi tambahan untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam beraktivitas, khususnya malam hari.
"Razia akan berlangsung 5 kali lagi, dan juga menyisir lokasi yang rawan akan tawuran," katanya.