Aplikasi Beride, Wadah Ide Masyarakat untuk Selesaikan Masalah Jakarta

"Ada ngga sih ide yang lebih smart? ide yang penuh dengan pertimbangan keselamatan, kan bahaya orang jualan sambil jalan-jalan seperti itu."

Penulis: | Editor: Fred Mahatma TIS
Warta Kota/Dwi Rizki
WAKIL Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno, meresmikan aplikasi Beride di kantor UPT Jakarta Smart City, Balaikota, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018). Hadir dalam acara ini Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan, serta perwakilan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (KUKMP) DKI Jakarta. 

BERIDE-aplikasi interaktif sebagai wadah penyaluran ide masyarakat, dinilai Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno merupakan bentuk dari partisipatif kolaboratif, visi yang didorongnya bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan terhadap warga Ibukota.

Ia berharap ide segar dari masyarakat yang dituangkan dalam aplikasi Beride dapat membangun DKI Jakarta menjadi lebih sejahtera.

"Saya menaruh harapan besar pada 'Beride' ini, bahwa 1.000 ide it's fine, kita ingin Kota Jakarta ditata dengan baik, tapi kalau kita fokus bagaimana partisipatif kolaboratif kita untuk menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan kerja," ungkap Sandi dalam peluncuran aplikasi Beride di Kantor UPT Jakarta Smart City, Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018).

Ia menggambarkan pentingnya ide masyarakat untuk menyelesaikan masalah perkotaan, seperti penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) atau mencegah masyarakat menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Menurutnya, ide dari masyarakat dibutuhkan sebagai langkah solusi yang inovatif.

"Ini yang betul-betul diminta oleh warga, ide-ide apa yang bisa, penataan PKL misalnya. Penataan PKL selama ini masih sangat tradisional ya, ditata ke sini, ditata ke mana malah menimbulkan kemacetan. Ini bulan Ramadan, ada banyak yang jual takjil, tapi karena banyak orang yang lewat, mereka nawar-nawarin di jalan, malah bikin macet," ungkapnya.

"Ada ngga sih ide yang lebih smart? ide yang penuh dengan pertimbangan keselamatan, kan bahaya orang jualan sambil jalan-jalan seperti itu," tuturnya.

"Bukan hanya itu, setiap tahun pasti ada manusia gerobak, ada warga yang jadi orang minta-minta, ada nggak sih ide dari masyarakat bagaimana caranya nanganin ini, kalau dari Pemprov kan selalu kumpulin taruh Dinas Sosial," tambahnya.

Selain itu, menurut Sandi, ide dari masyarakat bertujuan agar keputusan yang diambil jajarannya tidak monoton. Karena keputusan yang terus diulang dipastikannya tidak menyelesaikan masalah, apalagi mengharapkan adanya hasil yang lebih baik.

"It is the same things over and over again. Dan kalau kita ulangi hal yang sama untuk expecting different result it so insane, itu namanya sebuah hal yang ngga penting. Kadang-kadang orang bilang ide itu gampang, tapi ide itu punya kaki, mereka akan berkembang kalau idenya bagus, ada yang follow up, ada yang eksekusi, pasti jalan," jelasnya.

"Jadi saya terima kasih bahwa masyarakat ini menjadi central player-menjadi co-creator, mudah-mudahan agen of change ini bisa mengubah Ibukota ini menjadi lebih baik," tuturnya. 

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved