Titik Jemput Penumpang di Stasiun Bekasi Kurang Diminati Ojol, Ini Alasannya

Agung (32), salah satu pengemudi ojol, mengaku lebih nyaman menunggu penumpang di pinggir jalan ketimbang mangkal di lay by yang sudah disediakan.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTA KOTA/FITRIYANDI AL FAJRI
Suasana titik jemput (lay bay) yang disediakan Pemerintah Kota Bekasi di sisi utara Jalan Ir H Djuanda dekat Stasiun Bekasi kurang diminati pengemudi ojek online (ojol), Minggu (6/5/2018). Mereka memilih mangkal di pinggir jalan karena penumpang yang turun dari kereta rel listrik (KRL) lebih banyak dibanding di lay bay. 

TITIK jemput penumpang (lay by) yang dibangun Pemerintah Kota Bekasi di sisi utara Jalan Ir H Djuanda dekat Stasiun Bekasi, kurang diminati pengemudi ojek online (ojol).

Mereka lebih memilih menunggu penumpang di pinggir Jalan Ir H Djuanda dan Jalan Perjuangan. Akibatnya, arus lalu lintas di ruas kedua jalan itu menjadi semrawut. Bunyi klakson kendaraan mewarnai lalu lintas di sana, meski petugas Dinas Perhubungan Kota Bekasi dan Satuan Lalu Lintas Polrestro Bekasi Kota sudah mengaturnya.

Agung (32), salah satu pengemudi ojol, mengaku lebih nyaman menunggu penumpang di pinggir jalan ketimbang mangkal di lay by yang sudah disediakan. Menurutnya, banyak penumpang yang tiba-tiba membatalkan pesanan, saat posisinya berada di lay by.

Baca: Standar Halal MUI Dipakai Lebih dari 50 Negara

Padahal, kata dia, jarak lay by dengan stasiun hanya sekitar 100 meter. Karena itu, dia pindah ke pinggir jalan supaya posisinya mudah dilihat konsumen.

"Kadang kalau posisinya agak jauh, konsumen langsung membatalkan. Dia memilih pengemudi yang berada di dekatnya," ungkap Agung, Minggu (6/5/2018).

Meski demikian, Agung tidak menampik keberadaan ojol di pinggir jalan menambah kesemrawutan lalu lintas. Sebab, jumlah ojol yang menunggu penumpang sangat banyak, sekitar ratusan orang. Kondisi lalu lintas makin carut-marut dengan banyaknya sopir angkutan umum yang mangkal di pinggir jalan.

Suasana titik jemput (lay bay) yang disediakan Pemerintah Kota Bekasi di sisi utara Jalan Ir H Djuanda dekat Stasiun Bekasi kurang diminati pengemudi ojek online (ojol), Minggu (6/5/2018). Mereka memilih mangkal di pinggir jalan karena penumpang yang turun dari kereta rel listrik (KRL) lebih banyak dibanding di lay bay.
Suasana titik jemput (lay bay) yang disediakan Pemerintah Kota Bekasi di sisi utara Jalan Ir H Djuanda dekat Stasiun Bekasi kurang diminati pengemudi ojek online (ojol), Minggu (6/5/2018). Mereka memilih mangkal di pinggir jalan karena penumpang yang turun dari kereta rel listrik (KRL) lebih banyak dibanding di lay bay. (WARTA KOTA/FITRIYANDI AL FAJRI)

"Sering anggota Dishub dengan sopir angkot cekcok gara-gara sopir enggak mau disuruh pindah," jelasnya.

Hal senada diungkapkan Zulfikar (27), pengemudi ojol lainnya. Dia lebih memilih mangkal di pinggir jalan karena lebih mudah mendapatkan konsumen. Dalam waktu enam jam mangkal di Jalan Ir H Djuanda, dia mampu mendapatkan 8-10 konsumen. Sedangkan bila mangkal di lay by, dia hanya mampu mendapatkan 4-6 konsumen.

"Jumlah penumpang di lay by sepi karena keluar pintu stasiun hanya ada dua, pertama di Jalan Perjuangan, dan kedua di Jalan Ir H Djuanda," ujarnya. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved