Kisah Sahabat Bocah yang Jadi Korban Tewas dalam Pembagian Sembako Gratis
Berbekal uang saku masing-masing Rp 10.000, Akmal dan Sosis jalan-jalan ke Kota Tua tanpa pamit kepada orangtuanya.
Tanpa membawa bekal makanan dan minuman, mereka berjalan berkeliling Monas.
"Kami bukan mau ngambil sembako. Nggak ada kupon. Cuma jalan-jalan saja," tambahnya.
Lelah berjalan-jalan, sekitar pukul 14.00 WIB, Akmal dan Sosis memutuskan untuk pulang.
Keduanya lalu menuju Lapangan IRTI yang menjadi tempat parkir bus gratis.
Rencananya mereka akan kembali ke Kota Tua untuk kemudian pulang ke rumahnya.
Namun, padatnya kerumunan massa, keduanya terpisah beberapa saat, sebelum tiba di bus gratis yang dimaksud.
"Saya kedorong-dorong sampai jatuh. Saya lihat, Sosis udah nggak ada. Saya cari-cari sambil teriak-teriak sampai suara saya parau, nggak ketemu," ujar Akmal.
Ia yang menyangka sahabatnya sudah pulang lebih dahulu, kemudian memutuskan untuk kembali ke Kota Tua dengan naik bus gratis.
Dari sana, ia melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya menggunakan Bajaj Qute atau bus kancil.
"Sampai rumah saya samperin mamahnya, saya ke rumah Sosis. Saya tanya ke mamahnya Sosis sudah pulang atau belum. Mamahnya bilang belum," imbuh Akmal.
Ia bercerita kepada ibu sahabatnya itu tentang kejadian yang mereka alami pada hari tersebut.
"Kata mamahnya, nanti mereka bakal nyusul dan cari Sosis ke Monas," tutur Akmal.
Sebagai seorang sahabat, perasaan Akmal sangat gelisah karena Sosis belum ditemukan. Keesokan harinya, Minggu (22/4/2018), barulah ia mendapat kabar bahwa sahabatnya, Sosis sudah meninggal dunia.
"Sore itu dia nggak cerita mungkin takut. Tapi gelagatnya sudah kebaca. Beli bakso nggak di makan. Pamit ke depan ternyata nyari info soal temannya udah pulang atau belum. Besok paginya ramai di depan ternyata Sosis meninggal," terang Siswanto, orang tua Akmal.
Hal itu dibenarkan oleh Akmal bahwa malam itu ia sangat gelisah dan tidak bisa tidur.