Hadapi Korut, Luis Milla Ubah Gaya Main

TIMNAS Indonesia U-23 akan melakoni laga kedua di ajang Anniversary Cup 2018 melawan Korea Utara, Senin (30/4/2018) besok di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.

Pada latihan yang digelar pada, Minggu (29/4/2018) sore jelang laga besok pelatih tim berujuk Garuda Muda, Luis Milla memfokuskan latihan pada tiga poin, yaitu organisasi permainan, penyelesaian akhir, serta berlatih crossing.

Pada laga sebelumnya, Korea Utara (Korut) berhasil menahan imbang 2-2 juara Piala Asia U-23, Uzbekistan, dan yanh menjadi aktor pengimbang kududukan adalah striker jangkung 22 tahun, Sol-Song Jo.

Setelah melihat langsung pertandingan Korea Utara kontra Uzbekistan dan menonton lewat video, Luis Milla beserta staf pelatih mewaspadai pemain bertinggi badan 180cm itu.

"Ya kita mewaspadai striker mereka (Korut), dia (Sol Jo) bagus, heading agresif apalagi kalau terjadi crossing. Bek kita harus fokus lihat bola dan lihat pergerakan lawan." Papar asisten pelatih, Bima Sakti di latihan ringan Minggu (29/4/2018) sore tadi.

Organisasi permainan

Pada laga kontra Bahrain sebelumnya, Evan Dimas dan kawan-kawan berhasil menguasai permainan dengan mencatatkan penguasaan bola sebanyak 64 persen.

Namun, pada laga kontra Korut besok Garuda Muda tak akan lagi pakai cara umpan-umpan pendek dan menusuk pertahanan lawan dari tengah lapangan, mereka akan mengandalkan sisi sayap yang memiliki pemain cepat.

"Saat kita pegang bola, akan langsung ditujukan ke sayap kanan atau kiri karena ada Febri atau Sadill yang cepat. Disitulah kita manfaatkan (kecepatan). Tapi, Bisa juga Spasojevic jadi tembok" ujar Bima

"Kalau kita dari tengah umpan pendek-pendek lagi cukup sulit karena mereka main high pressing dan cukup keras." Tambahnya.

Penyelesaian akhir

Masih berkaca pada laga kontra Bahrain, Indonesia berhasil mencatatkan impresif dengan mengoleksi 18 percobaan tendangan ke gawang Bahrain, namun tidak satu golpun dapat dicetak para pemain Garuda Muda.

Hal itu langsung di evaluasi oleh Luis Milla, pada latihan sore tadi anak-anak asuhannnya dituntut untuk cepat mengambil keputusan, karena lagi-lagi yang menjadi masalah adalah permainan pressing yang dilakukan Korut.

"Penyerang juga kita tuntut untuk memaksimalkan peluang, kemarin (kontra Bahrain) banyak ciptakan peluang tapi para pemain kurang tenang saja." Ucap Bima.