Hannah Al Rasyid: Kartini Pahlawan Revolusioner
Aktris Hannah Al Rasyid (32) sering bersuara mengenai problematika yang dihadapi perempuan di tempat umum.
Penulis: Arie Puji Waluyo | Editor:
WARTA KOTA, CILANDAK---Belakangan ini, aktris Hannah Al Rasyid (32) sering bersuara mengenai problematika yang dihadapi perempuan di tempat umum.
Hannah sering bersuara mengenai wanita yang masih mendapatkan kekerasan dan pelecehan yang diterimanya dari manapun termasuk dari suaminya sendiri.
Baca: Hannah Al Rasyid: Esensi Hari Kartini Sudah Luntur
Tentu langkah Hannah untuk menyuarakan mengenai perlindungan perempuan itu, setelah ia didapuk oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai wanita yang harus bersuara mengenai kesetaraan gender.
Diluar itu, langkah wanita kelahiran London, Inggris, 25 Januari 1986, tersebut karena ia sudah membaca semua isi surat yang dituliskan oleh Raden Ajeng Kartini.
Baca: Hannah Al Rasyid Geregetan Tingginya Angka Perkawinan Anak di Indonesia
"Setelah membaca surat Kartini gua baru sadar, ini Kartini revolusioner dan rebel banget loh. Apa lagi pada zamannya. Apa lagi untuk perempuan Jawa dan sampai sekarang, mengenai kesetaraan gender," kata Hannah Al Rasyid saat ditemui Kamis (19/4/2018).
Selain itu, bintang film Comic 8, Warkop DKI: Jangkrik Boss!, Jailangkung, dan The Night Comes For Us itu sudah dari dulu selalu bersuara mengenai kesetaraan gender, setelah membaca isi surat Kartini.
Baca: Hannah Al Rasyid Banyak Nonton Film Horor Demi Hayati Peran
Setelah membaca, Hannah mengaku masyarakat Indonesia memaknai perjuangan Kartini sudah tidak pada esensi aslinya, bahkan hanya sebagai seremonial saja setiap 21 April.
"Semangat Kartini selevel sama dengan Cut Nyak Dien. Tapi Kartini enggak boleh turun karena enggak boleh sama adatnya. Tapi jiwa dia se-revolusioner Cut Nyak Dien," katanya.
Baca: Hannah Al Rasyid Pingsan di Saat Usai Syuting Bermain Jailangkung
Hannah mengatakan, ia ingin membuka mata dan pikiran masyarakat Indonesia, untuk kembali memaknai esensi dari perjuangan tokoh atau pahlawan wanita Indonesia seperti Kartini.
"Saya jadi ingin membuka mata orang saja terhadap Karitini. Sebenarnya Kartini adalah feminis yang sesungguh-sungguhnya. Tokoh feminis karena feminist orang yang memperjuangkan kesetaraan gender," katanya.
"Walaupun orang akan banyak bilang ini dan itu, tapi garis besar feminis itu memperjuangkan kesetaraan gender," katanya.
Hannah mengatakan, Kartini sudah memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi hak bagi Wanita di Indonesia bahkan dunia pada zamannya.
"Hak yang sama, sosial, politik, ekonomi. Perempuan memiliki hak yang sama, dan itu diperjuangkan Kartini," kata Hannah.