Alumni HMI Kutuk Serangan AS Dan Sekutunya Ke Syria Yang Banyak Makan Korban
Aksi unjukrasa ini bertujuan untuk memprotes serangan AS bersama sekutunya ke Syria yang banyak memakan korban jiwa
Penulis: | Editor: M Nur Ichsan Arief
WARTA KOTA, PALMERAH -----Suara pekik protes puluhan massa yang mengatasnamakan Solidaritas Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk rakyat Syria dan Garda Suci Merah Putihterdengar bergemuruh saat menggelar aksi protes di depan Kedutaan Amerika, Kamis (19/4). Mereka protes atas serangan gabungan USA, Inggris, Perancis dan negara Arab ke Syria.

Koordinator Aksi, Dwi Kundoyo dalam orasinya mengutuk agresi militer yang melanggar kedaulatan Syria dan hukum internasional. “Pengeboman tentara sekutu ini menambah pedih rakyat Syria yang tujuh tahun lebih menanggung derita akibat perang dan teror yang dilakukan kelompok teroris, proxy Barat dan Saudi,”ujar Dwi.

Mujtahid Hashem, Sekjen Garda Suci Merah Putih Indonesia juga mengatakan sebagai pilar utama Gerakan Non Blok mestinya bicara keras mengutuk serangan USA, Inggris dan Perancis ke Syria.
“Seharusnya kita tidak hanya protes, dan Indonesia seharusnya memanggil Dubes USA, Inggris dan Perancis untuk menjelaskan alasan serangan tersebut disaat delegasi The Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) datang ke Syria untuk melakukan investigasi serangan kimia di Ghouta Timur.

Dan mandat dari Dewan Keamanan PBB adalah melakukan investigasi siapa yang melakukan serangan kimia di Ghouta Timur, Syria. Tuduhan tidak bisa dijadikan alasan serangan militer ke sebuah negara yang berdaulat. Lagi-lagi USA dan sekutunya melakukan kesalahan yang disengaja sebagaimana mereka lakukan di Afghanistan, Irak dan Libya, dan sayangnya Indonesia tidak berani mengecam agresi militer USA, UK dan France " jelas Mujtahid Hashem.

Dwi Kundoyo juga berharap media-media Indonesia untuk berhati-hati dalam memberitakan dan meminta mereka mengirmkan wartawannya ke Syria sehingga bisa memberitakan secara akurat.

Dalam aksinya, salah satu orator juga mengajak rakyat Indonesia untuk melakukan protes yang lebih besar atas agresi USA, Peancis, Inggris ke Syria. "Insyaalah, Minggu ini kami akan kembali melakukan protest,” tegasnya.

Militer Amerika, Perancis dan Inggris atas tuduhan penggunaan senjata kimia menyerang Syria dengan ratusan rudal ke Syiria, 14 April 2018 lalu. Serangan ini melengkapi derita 7 tahun lebih perang di Syria yang mengakibatkan jutaan rakyat Syria mengungsi dan ratusan ribu rakyat Syria dan militer tewas