Minuman Tuak di Bogor Dijual Bebas, Minuman Segar Tak Bikin Mabuk
Ia juga menjelaskan bahwa minuman tersebut berasal dari cairan dari pohon aren yang biasa dibuat untuk gula batu.
WARTA KOTA, BOGOR - Seorang pedagang di kawasan Puncak Bogor terpantau menjajakan minuman sambil berjalan kaki di sepanjang Jalan Raya Puncak.
Pantauan TribunnewsBogor.com, Rabu (11/4/2018) pria tersebut tampak membawa alat-alat berjualan yang hampir seluruhnya berbahan dasar bambu.
Pria tersebut mengaku bernama Mukhlis (35), merupakan pria asal Lido, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
Selain itu, ia juga mengaku bahwa ia menjual minuman yang disebut 'tuak' namun menurutnya tidak memabukan bagi siapa pun yang meminumnya karena berbeda dengan tuak jaman dulu.
"Ini tuak namanya, tapi ada juga yang nyebutnya lahang, tapi yang aslinya bikin mabuk, tapi yang ini dididihkan dahulu sebelum diminum," ujar Mukhlis kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (11/4/2018).
Ia juga menjelaskan bahwa minuman tersebut berasal dari cairan dari pohon aren yang biasa dibuat untuk gula batu.
Rasanya pun ketika diminum cukup menyegarkan dengan rasa tidak terlalu manis disertai bau khas gula aren karena menurut Mukhlis, ketika lahang dididihkan, dicampur juga dengan air kemudian penyajiannya dicampur dengan es.
"Lahangnya dididihkan biar gak bikin mabuk, ditambah air dan es, kalau gak ditambah air, lahang jadi cepat berubah rasanya jadi asem (basi)," ujar Mukhlis.
Untuk merasakan segelas tuak atau minuman lahang menyegarkan ini pembeli tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena minuman ini hanya diberi harga Rp 3000 per gelasnya. (Naufal Fauzy)