Pertengahan Tahun Ini Tranjakarta Sediakan 101 Bus Low Entry Berbahan Aluminium
Tak hanya layanan bagi para penumpang, transformasi juga dilakukan terhadap unit armada bus yang disediakan.
Penulis: Joko Supriyanto |
WARTA KOTA, KUDUS - Sebagai Badan Usaha Milik Daerah, PT Transjakarta terus berupaya bertransformasi menyediakan kebutuhan layanan transportasi bagi penguna kendaraan umum.
Tak hanya layanan bagi para penumpang, transformasi juga dilakukan terhadap unit armada bus yang disediakan.
Setidaknya saat ini sudah ada ribuan unit armada bus yang beroperasi di Ibu Kota, yang dimiliki oleh Transjakarta, rangkaian bodi seluruh armada tersebut dibuat dari bahan metal.

PT Transjakarta segera meluncurkan armada bus baru low entry, yang rangkaian bodinya terbuat dari bahan aluminium.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, pihaknya memperkirakan pada Juli 2018 akan mendatangkan 300 unit armada baru yang akan beroperasi di Jakarta. Dari 300 unit tersebut, 101 unit terbuat dari bahan aluminium.
Ratusan armada bus ini nantinya ditanamkan pada mesin Mercedez-Benz dan Scania yang dirakit di dua tempat berbeda, yakni di pabrrik Karoseri Nusantara Gemilang, Kudus, Jawa Tengah; dan Karoseri Laksana, Semarang, Jawa Tengah.

"Proses pembuatan bus di Nusantara berbeda, kita pakai bodi aluminium. Dan saya minta agar paling lambat itu Juli sudah bisa dikirim, karena bahan-bahannya sudah ada semua. Untuk proses perakitan, satu bus itu dari nol sampai selesai butuh waktu tiga bulan," ungkap Budi Kaliwono saat ditemui di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (13/2/2018).
Budi menuturkan, pihaknya tidak sembarangan menunjuk karoseri, karena harus ada persetujuan dari merek sasisnya. Diperkirakan dalam proses produksi, setiap unit bus low entry memakan biaya sebesar Rp 2 miliar.
Direktur Teknis dan Fasilitas PT Transjakarta Wijanarko mengatakan, pembuatan bus low entry mengunakan pelat aluminium, mengurangi beban bodi, sehingga ban dan bahan bakar akan jauh lebih hemat.
Baca: Oesman Sapta Odang: Kalau Kita Bayar LSI, Survei Kita Besar
Rangkaian bodi bus yang terbuat dari aluminium juga akan mempengaruhi daya tampung penumpang. Jika bus ber-frame aluminium dapat mengangkut 73 penumpang, maka bus ber-frame metal hanya mampu menampung 66 orang penumpang.
"Kita inginkan jumlah penumpang yang lebih banyak dengan sasis 17 ton, maka berat bodinya harus diringankan, maka pilihannya kita mengunakan sasis bodi aluminium," jelas Wijanarko.
Wijanarko menerangkan, baru kali ini Transjakarta mengunakan material bahan aluminium untuk bodi bus, dengan seri jenis low entry.
Baca: Nikita Willy Diduga Langgar Perjanjian Kerja Sama dengan Klinik Kecantikan
Nantinya, bagian depan Bus Transjakarta low entry akan lebih rendah, yang akan digunakan untuk para penumpang berdiri, dengan kapasitas sekitar 37 orang.
Di bagian belakang tersedia tempat duduk dengan kapasitas 34 orang. Juga tersedia dua area untuk pengguna kursi roda di bagian tengah, dilengkapi kursi lipat.
Bus-bus tersebut juga dilengkapi layar televisi LCD, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), alat pemecah kaca, dan dua buah alat pembayaran yang terletak di samping sopir dan di bagian tengah.
Baca: Patung Arjuna di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno Bakal Dipindahkan ke Tempat Ramai
Menurut Wijanarko, pihaknya mencontoh bus kota low entry seperti halnya bus di Singapura, seluruh bentuk rangkaian dibuat mirip.
"Jadi struktur seluruhnya itu dibuat dari aluminium, kebetulan aluminium ini yang paling bagus itu dari Eropa, jadi kita hanya tinggal rakit saja," jelasnya.
Sambut Asian Games
Walau kehadiran armada Bus Transjakarta low entry berdekatan dengan Asian Games, Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan bahwa bus itu bukan untuk Asian Games.
Namun, karena bertepatan dengan pesta akbar olahraga se-Asia tersebut, bus non koridor dengan panjang 12 meter akan dioperasikan ketika Asian Games berlangsung.
"Kami melihat Asian Games akan mengandalkan Transjakarta untuk bus operasional, makanya kami sesuaikan semua untuk pertama kalinya oleh para atlet Asian Games beserta tim ofisialnya masing-masing. Setelah itu, baru akan dioperasikan untuk masyarakat umum," papar Budi.
Budi menambahkan, armada Bus Transjakarta low entry akan menggantikan bus dengan dek tinggi, sehingga masyarakat akan lebih nyaman. (*)