Bukan Aliran Radikal, Semua Siswi Sebuah SMK di Tegal Wajib Pakai Cadar Gara-gara Ini
Semua siswi di SMK Attholibiyah, Desa Muncanglarang, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bercadar.
WARTA KOTA, SLAWI - Semua siswi di SMK Attholibiyah, Desa Muncanglarang, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bercadar.
Foto yang menampilkan siswi saat berada di dalam kelas itu pun sempat menjadi viral di media sosial. Ketua Yayasan Attholibiyah Habib Sholeh Al Athos menuturkan, peraturan memakai cadar merupakan keputusan dari pengasuh pondok pesantren.
"Aturan ini (memakai cadar) merupakan inisiatif dari pengasuh pondok," kata Habib Sholeh di kompleks pondok, Senin (30/10/2017).
Baca: Siswi SMP Tak Sengaja Telan Jarum Pentul, Ini Kata Ridwan Kamil
Kebetulan, semua siswi SMK merupakan santri di Pondok Pesantren Attholibiyah, yang terletak satu kompleks dengan bangunan SMK. Ia membantah keras pondok pesantren mengajarkan atau mengikuti aliran paham radikal.
"Karena memakai cadar, bukan berarti kami berpandangan dan ikut aliran keras, atau aliran radikal lain. Kami sekeluarga merupakan Nahdliyin ndeles (tulen), ahlussunah wal jamaah," jelasnya.
Habib Sholeh menjelaskan, tujuan penetapan aturan yang mengharuskan siswi memakai cadar, dilatarbelakangi masalah moral dan sosial pemuda pemudi akhir-akhir ini. Aturan itu muncul karena kekhawatiran pihaknya.
Baca: Setya Novanto Menang Praperadilan: Fahri Hamzah: Alhamdulillah, Tentu Ikut Senang
"Kami khawatir karena laki- laki dan perempuan banyak yang berpacaran. Makanya, untuk menutup wajah, pemakaian cadar diberlakukan. Cukuplah suami mereka yang tahu wajah mereka," ucapnya.
"Kalau ditutupi kan enggak ketahuan mana yang cantik dan yang jelek. Dilihat dari matanya cantik, tapi ternyata pas dibuka jelek," selorohnya.
Menurut Habib Sholeh, tugas dan tanggung jawab pihaknya sangat berat, karena puluhan ribu siswa dititipkan orangtuanya untuk belajar di pondok pesantren itu.
Baca: Setya Novanto Menang Praperadilan, Jokowi: Tanyakan ke KPK
"Kalau ada apa-apa, kejadian buruk, kami juga yang kena. Makanya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, aturan itu ditetapkan. Anda enggak usah punya pandangam bahwa kami ikut paham radikal," tuturnya.
Saat aturan pemakaian cadar ditetapkan setahun yang lalu, kata dia, memang ada orangtua yang komplain dan merasa risih anaknya memakai cadar. Pihaknya menyampaikan tujuan dari pemakaian cadar bukan karena ikut- ikutan paham radikal.
"Kami anti radikal," tegasnya.