Pabrik Petasan Terbakar

Suaminya Korban Ledakan Pabrik Mercon, Danis: Lembur Terus dan Enggak Dapat Izin Cuti

Tak bisa menyembunyikan akan kesedihannya, Danis mengungkapkan, tempat perusahaan suaminya bekerja, untuk lakukan pertanggungjawaban.

Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Sejumlah keluarga korban ledakan pabrik petasan saat mendatangi RS Polri Sukanto Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017). 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Panji Baskhara Ramadhan

WARTA KOTA, KRAMATJATI -- Istri salah satu korban kebakaran di pabrik mercon PT Panca Buana Cahaya Sukses, Kosambi, Tangerang, yang teridentifikasi oleh Tim Disaster Victims Identification (DVI) Mabes Polri, Slamet Rahmat, yakni Danis Setyaningsih (25), datang ke Posko Ante Mortem Rumah Sakti (RS) Polri, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (28/10/2017).

Tak bisa menyembunyikan akan kesedihannya, Danis mengungkapkan, tempat perusahaan suaminya bekerja, untuk lakukan pertanggungjawaban.

"Ya kalau bisa tanggung jawab lah, enggak ada yang mau musibah seperti ini. Kalau bisa agar perhatian kan saya juga ada anak kecil. Harus tanggungjawabnya lah sampai tuntas," ungkap Danis, di Posko Ante Mortem RS Polri, sambil menggendong anak laki-laki satu-satunya atas nama Arsa (2).

Dikatakan Danis, sosok suaminya merupakan lelaki yang bertanggungjawab, dan seringkali prihatin akan kondisi ekonomi rumah tangga.

Tak hanya itu, Denis juga menceritakan, terkait perusahaan tempat suaminya bekerja saat itu, terbilang berbahaya.

"Suami saya itu mengabarin saya terakhir hari Rabu malam jam setengah sebelas. Dia bilang kalau dia baru pulang kerja malam itu. Terkait kejadian ini, enggak ada firasat apa-apa. Awal yang saya tahu, Slamet tidak bekerja di pabrik mercon melainkan di pabrik stiker, yang bawah perusahaan bernama PT Panca Buana Global Karisma. Bekerja di sana sejak 2008. Akhirnya pabrik stiker itu terus tutup, pindah yang ke PT sini (Panca Buana Cahaya Sukses), tapi masih bos yang sama tetap ikut Pak Indra Liyono kok ya. Suami saya sekarang mah bagian packing," jelasnya.

Dikatakan Danis, selama bekerja dua bulan di PT Panca Buana Cahaya Sukses, Slamet tidak pernah mengeluhkan atas pekerjaannya.

Tapi, Danis kerap mendapat laporan soal pekerjaan yang dilakukan Slamet saat itu.

"Pabrik tempat Slamet bekerja bukanlah pabrik pembuatan kembang api, hanya penyimpanan kembang api. Kalau keluhan sih biasa palingan soal bau bahan kimia ya. Ada tiap minggu dia dikasih susu terus dan masker, ada baju ganti juga. Tapi kan bahaya ya, mesinnya itu panas," tuturnya

Danis mengatakan, suaminya bekerja di pabrik mercon tersebu, sehari-harinya berangkat dari pukul 08.00 dan pulang kala Maghrib.

Namun, Danis menerangkan selama seminggu terakhir termasuk sehari sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Slamet selalu lembur dan pulang pukul 22.00-23.00 WIB.

"Semingguan sebelum kejadian lembur terus. Tak ada pesan terakhir. Paling ya waktu itu dia (Slamet) bilang capek kerja. Dia kan jarang ya pulang Garut (Jawa Barat). Biasanya kan dua bulan sekali. Sekarang enggak, karena enggak dapat izin dari perusahaan. Tau begitu, suami saya mending nganggur daripada hasilnya ya seperti ini. Arsa sekarang sudah enggak punya bapak," ucapnya sambil menangis. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved