Di Survei Indikator, Rizieq Shihab Kalahkan Yusril Ihza Mahendra dan Tito Karnavian
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi pemilu presiden jika dilakukan sekarang.
"Rakyat masih mengeluhkan tentang masalah ekonomi," ujar Hendri dalam siaran pers Minggu.
Saat ditanya tentang masalah utama yang dihadapi masyarakat saat ini, itu adalah masalah ekonomi, di antaranya keperluan pokok, BBM, dan listrik mahal dikeluhkan responden sebanyak 55,4 persen.
Sedangkan masalah keperluan lapangan pekerjaan 14,1 persen, korupsi 3,9 persen, narkoba 3,3 persen, berita hoax tentang SARA 2,5 persen.
"Responden yang menjawab tidak tahu ada 7,6 persen, sisa responden lain menyebutkan hal lain selain yang disebutkan di atas," katanya memaparkan.
Terkait pertanyaan tentang kondisi Indonesia saat ini, responden menjawab perekonomian yang sulit sebanyak 24 persen; demokrasi sedang diuji 21 persen; lebih baik dari pemerintahan sebelumnya 20,5 persen; normal 10,6 persen; pembangunan dan pelayanan meningkat 5,8 persen; ada korupsi 5,2 persen; ada masalah keamanan 4,8 persen; tidak tahu 6,6 persen; dan sisanya menjawab hal lainnya.
Sementara itu dari sisi elektabilitas (keterpilihan), ketika ditanya jika pemilu dilakukan pada hari saat pertanyaan diajukan, responden yang memilih Jokowi sebesar 44,9 persen; sementara yang memilih jawaban selain Jokowi mencapai 48,9 persen dan sisanya tidak menjawab.
Pada opsi jawaban selain Jokowi, responden menyebut nama Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Tri Rismaharini, Agus Harimurti Yudhoyono, dan beberapa nama lain.
Disebutkan, keterpilihan Jokowi juga berpengaruh terhadap pilihan partai politik yang mengusungnya pada tahun 2019.
Sebanayak 41,3 persen responden mengaku akan memilih partai politik pengusung Jokowi pada 2019 nanti. Kemudian 53,5 persen menjawab tidak akan memilih dan sisanya memilih tidak menjawab atau tidak memilih.
Menurut Satrio, figur calon wakil presiden akan cukup menentukan pada Pemilu 2019 kelak. Sebanyak 49,9 persen responden mengaku faktor ini mempengaruhi dalam memilih presiden, sementara 48,4 persen menjawab tidak mempengaruhi dan sisanya tidak menjawab.
Secara keseluruhan 55,7 persen responden puas terhadap pemerintahan Jokowi-JK, sementara yang tidak puas 43,3 persen dan sisanya tidak menjawab.
Kepuasan terhadap pemerintah ini terutama terkait dengan bidang pembangunan infrastruktur (32,7 persen) dan bantuan kesehatan serta pendidikan (16,3 persen).
Sementara harga kebutuhan pokok yang naik atau mahal (22,7 persen) dan janji yang belum ditepati (8,5 persen) merupakan alasan ketidakpuasan terhadap pemerintahan.
Rakyat menilai pembangunan infrastruktur (24,9 persen), pelaksanaan KIP, KIS, KKS (15 persen), memberantas korupsi dan narkoba (2,6 persen) dan blusukan (1,3 persen) adalah janji Jokowi-JK yang sudah terpenuhi.
(Rizal Bomantama)