Krisis Rohingya

Kehadiran Laskar FPI Hanya akan Memperkeruh Suasana di Myanmar

Dahnil mengatakan, kehadiran penduduk asing di kawasan Rakhine juga akan membuat pihak Pemerintah Myanmar semakin menekan warga Rohingya.

TRIBUNNEWS/SYAHRIZAL SIDIK
Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak 

WARTA KOTA, MENTENG - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak meminta semua elemen Bangsa Indonesia menahan diri, agar tidak melakukan tindakan berlebihan dalam menunjukkan solidaritas kepada warga Rohingya di Rakhine State, yang menjadi korban pembantaian operasi militer Myanmar.

Baca: Peraih Nobel Perdamaian Ini Pun Kritik Aung San Suu Kyi soal Krisis Rohingya

Termasuk, rencana laskar Front Pembela Islam (FPI) berangkat ke Rakhine, membantu warga Rohingya. Menurut Dhanil, kehadiran orang asing di tengah konflik Rohingya hanya akan membuat suasana semakin rumit.

Baca: Warganet Indonesia Galang Dana Rp 2,5 Miliar untuk Rohingya

"Niat laskar-laskar Islam untuk berangkat ke Myanmar saya rasa tidak perlu, karena akan membuat kericuhan baru dan memperkeruh suasana. Karena konflik di sana merupakan konflik vertikal antara pemerintah dan etnis Rohingya, sehingga kehadiran orang asing di sana perlu persetujuan pemerintah setempat," tuturnya.

Baca: BERITA FOTO: Lapo di Senayan Dibongkar Demi Asian Games 2018

"Kehadiran laskar dari Indonesia di sana bisa memperburuk hubungan kedua negara. Jadi saya minta ditahan dulu niat tersebut," tambahnya, ketika ditemui di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).

Dahnil mengatakan, kehadiran penduduk asing di kawasan Rakhine juga akan membuat pihak Pemerintah Myanmar semakin menekan warga Rohingya.

Sehingga, Dahnil menyarankan agar elemen masyarakat memberikan solidaritas yang tepat kepada warga Rohingya.

"Saya menghargai semangat solidaritas warga muslim di Indonesia, tapi itu harus diberikan pada tempat yang tepat. Saya kira kita bisa memberikan tekanan kepada Myanmar agar melihat etnis Rohingya sebagai manusia, dan mendorong organisasi dunia seperti Persatuan Bangsa-bangsa untuk menekan Pemerintah Myanmar," paparnya. (Rizal Bomantama)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved