Jadi CEO di Usia Muda, Calvin Lutvi Selalu Berpikir Hal-hal Imajinatif
Menjadi seorang pebisnis sukses, tidak harus dilakukan ketika usia sudah matang. Ini dibuktikan oleh Calvin Lutvi, pemuda berusia 28 tahun.
Penulis: Feryanto Hadi |
Di usia muda, dengan tanggungan utang miliaran rupiah, Calvin sempat dilanda kebingungan.
Sementara, sang ibu, terus memberikan semangat kepadanya, memastikan bahwa sebuah kesulitan pasti memiliki jalan keluar.
Calvin juga termotivasi dengan kakeknya dari garis keturunan sang ayah, Muzakkir Walad.
Muzakkir Walad merupakan gubernur Aceh yang pernah menjabat selama dua periode yakni 1968-1973 dan 1973-1978.
Walad saat itu dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan mampu menyelesaikan sejumlah permasalahan wilayah yang dianggap pelik.
“Saat itu saya memutuskan untuk bangkit dan berjuang. Adanya masalah itu untuk diselesaikan, bukan kita justru lari darinya,” ujar pria kelahiran Jakarta, 2 Juni 1989 ini.
Masalah-masalah yang datang membuat jalan pikirannya makin matang. Ia kemudian mencari cara, bagaimana agar perusahaan itu bisa selamat.
Berbekal koneksi yang baik dengan sejumlah pelaku usaha, sebuah perusahaan bernama PT Star Petrochem Tbk bersedia mengakuisisi perusahaan milik Calvin pada awal 2016.
Bahkan, kemudian, berkat kinerja mumpuni yang Calvin tunjukkan, ia dipercaya menjadi Presiden Direktur PT Star Petrochem Tbk.
Waktu terus berjalan dan insting binis Calvin tidak hanya berhenti sampai di situ.
Berbekal pengalaman akuisisi yang dilakukan terhadap perusahaannya, muncul ide bisnis baru.
Ia berencana membuat perusahaan yang bergerak di bidang financial advisor, hanya dalam kurun waktu dua bulan setelahnya.
“Saya berpikir, kelihatannya menarik juga kalau kita bisa menjadi perusahaan yang ‘menyelamatkan’ perusaaan lain yang kolaps atau bermasalah. Bersama beberapa kawan bankir, kami kemudian mendirikan Star pasific Capital Pte. Ltd yang berhomebase di Singapura,” terang Calvin.
Calvin juga dipercaya menjadi managing direktor pada perusahaan baru itu sehingga sudah tiga perusahaan ia pegang.
Pada awal kiprahnya, Calvin dan sejumlah rekannya kesulitan dalam permodalan.