Pengamat: Pada Akhirnya Dedi Mulyadi Bakal Berpasangan dengan Ridwan Kamil
Menurutnya, Partai Nasdem sudah memiliki chemistry dengan PDI Perjuangan, karena mitra koalisi sejak Pilpres hingga Pilgub DKI Jakarta.
WARTA KOTA, PURWAKARTA - Pengamat politik sekaligus guru besar Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf memprediksi, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Wali kota Bandung Ridwan Kamil, jadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jabar 2018.
Ia menjelaskan skenario konstelasi politik mengenai kemungkinan itu. Menurutnya, pengusungan Emil, sapaan Ridwan Kamil, sebagai calon gubernur dari Partai Nasdem, memiliki makna besar.
Menurutnya, Partai Nasdem sudah memiliki chemistry dengan PDI Perjuangan, karena mitra koalisi sejak Pilpres hingga Pilgub DKI Jakarta.
Baca: Golkar Minta Dedi Mulyadi Intensifkan Komunikasi dengan Rakyat untuk Tingkatkan Elektabilitas
"Saya ilustrasikan, kenapa Nasdem bilang ke Emil tidak usah cari partai, asal loyal. Kenapa loyal? Karena ada proyeksi di Pilpres 2019. Lalu, PDIP juga pura-pura belum usung nama, padahal di sisi lain, Emil sudah dikunci dengan Nasdem yang sudah memiliki chemistry dengan PDIP sebagai mitra koalisi. Sehingga pada waktunya, kedua partai ini akan kembali berkoalisi," ulasnya, Rabu (2/8/2017).
Bukan hanya PDIP dan Nasdem yang sudah memiliki ikatan karena terlibat mitra koalisi. Partai Golkar juga sebagai mitra koalisi hingga saat ini. DPP Partai Golkar kemarin sudah menetapkan bahwa Dedi Mulyadi diusung untuk maju di Pilgub Jabar.
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham pada kesempatan itu bahkan memberi bocoran ihwal simulasi survei jika Dedi dipasangkan dengan Emil, hasilnya mencapai 57 persen.
Baca: Jika Diduetkan dengan Ridwan Kamil, Elektabilitas Dedi Mulyadi di Atas 57 Persen
Ditanya soal posisi Golkar, Asep berpendapat bahwa partai beringin itu memiliki dua kepentingan. Pertama, Golkar punya kepentingan menang di Pilgub Jabar setelah sebelumnya kalah di Pilgub DKI Jakarta dengan mengusung Basuki Tjahaja Purnama bersama PDIP dan Nasdem.
"Kepentingan kedua, Golkar ingin pada (Pilgub Jabar) ada keterkaitan dengan Pilpres 2019. Dan Golkar pun akan melihat peluang itu. Apalagi, progress Dedi Mulyadi positif dalam beberapa survei. Kemudian untuk menang, mesin politik yang efektif ya PDIP," papar Asep.
Menurutnya, Dedi memiliki progress yang baik ihwal survei elektabilitas dan popularitas. Begitu juga dengan Emil. Sehingga, lanjut Asep, dengan skenario dan konstelasi politik seperti itu, maka sangat dimungkinkan dua kepala daerah ini akan maju bersama.
Baca: Anggaran Ditolak DPR, Bappenas Tetap Lanjutkan Kajian Pemindahan Ibu Kota
"(Dengan skenario itu) Kesimpulan sementara saat ini sangat mungkin keduanya maju bersama. Apalagi jika melihat pertimbangan Pilpres 2019 dan Presiden Joko Widodo kembali mencalonkan diri sebagai presiden diusung PDIP," tuturnya.
Prediksi soal PDIP akan mengusung Emil beralasan. Apalagi, kata Asep, sejumlah nama yang mendaftar ke PDIP seperti Iwa Karniwa, Puti Soekarnoputri, hingga Abdy Yohana, tidak sekuat Emil.
"PDIP juga sadar bahwa hasil survei dan pembicaraan berbagai forum, Emil paling kuat. Sehingga, sok saja Nasdem kunci dulu saja Emil, nanti PDIP menyusul. Kemungkinannya bisa seperti itu, tapi bisa juga tidak," bebernya. (Mega Nugraha)