Ujicoba Skytrain dengan Drum Toren Air Sebagai Pengganti 176 Penumpang
Ujicoba juga harus diverifikasi oleh Dirjen Perkeretaapian, makanya untuk tanggalnya belum pasti
WARTA KOTA, TANGERANG - Pembangunan kereta tanpa awak di Bandara Soekarno Hatta yakni Automated People Mover atau Skytrain dalam waktu dekat lagi dilakukan ujicoba. Skytrain ini didatangkan oleh PT Angkasa Pura II untuk melengkapi moda transportasi di dalam area Bandara.
Public Relation Manager PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano menyebut kereta super canggih itu mulai dilakukan ujicoba pada akhir Juli 2017. Kendati demikian ia belum memastikan kapan waktu pastinya terkait proses ujicoba tersebut.
"Dalam waktu dekat ini akan diujicoba. Perkiraan akhir Juli atau awal Agustus tahun ini. Targetnya Agustus 2017 sudah bisa dioperasikan," ujar Yado saat berbincang hangat dengan Warta Kota di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Senin (24/7/2017).
Kereta tanpa masinis tersebut memiliki panjang sekitar enam meter. Dengan lebar kurang lebih dua meter.
Spesifikasi gerbong Skytrain Bandara Soetta mirip Light Rail Transit (LRT) yang menggunakan sistem Automated Guidway Transit (AGT). Berbeda dengan kereta yang umumnya menggunakan roda baja, Skytrain memakai ban karet yang dilengkapi pengarah dan berpenggerak sendiri (self propelled).
Moda transportasi ini beroperasi menggunakan arus listrik searah sebesar 750 Volt. Skytrain dapat menempuh kecepatan mencapai 60 km/jam dan mampu menampung 176 penumpang sekali jalan.
"Saat ujicoba nanti, di dalam Skytrain dimasukan drum toren air sebagai pengganti kapasitas 176 penumpang itu," ucap Yado.
Ia menjelaskan cara kerja kereta tanpa awak tersebut menggunakan tenaga listrik yang nantinya akan berjalan secara otomatis dari Terminal 1, Integrated Building, Terminal 2, dan Terminal 3. Sistemnya driverless tanpa masinis.
"Untuk awal ketika ujicoba masih menggunakan driver yang nantinya ketika full operation akan menjadi driverless," katanya.
Yado mengungkapkan untuk interior pada Skytrain ini disiapkan 20 tempat duduk dalam 2 gerbong. Tempat duduk menghadap ke arah samping.
"Tahapan yang akan kami lakukan ujicoba di antaranya terkait infrastruktur jalur, security dan safety, serta SOP pengoperasiannya," tutur Yado.
Moda transportasi yang baru pertama kali ada di Indonesia ini menelan dana hingga sekitar Rp. 1 triliun. Termasuk dengan pembangunan proyek rolling stock, sistem, dan infrastrukturnya.
Alat transportasi milik AP II itu diproduksi langsung oleh pabrikan Woojin Co. Ltd asal Goesan, Korea Selatan. Skytrain saat ini terparkir di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta dan sudah siap untuk dilakukan ujicoba.
"Ujicoba juga harus diverifikasi oleh Dirjen Perkeretaapian, makanya untuk tanggalnya belum pasti," imbuh Yado.
Sementara itu Manager Humas Bandara Soetta, Dewandono Prasetyo menambahkan perkembangan pembangunan kereta tanpa awak ini sudah mendekati 100 persen.
