Teroris Serang Mapolda Sumut

Syawaluddin Pakpahan Alumni Suriah Pertama yang Melakukan Teror di Indonesia

Ia menyebut para alumni Suriah pendukung ISIS itu tersebar di berbagai kota-kota besar di Indonesia.

TRIBUN MEDAN
Syawaluddin Pakpahan, warga Kota Medan, pelaku penyerangan terhadap personel kepolisian di Mapolda Sumut. 

WARTA KOTA, PELMERAH- Syawaluddin Pakpahan (43), salah satu pelaku teror di Mapolda Sumatera Utara pada Minggu (25/6/2017) lalu, menurut pengamat terorisme Al Chaidar, adalah alumni Suriah pertama yang melakukan aksi teror di Indonesia.

Saat dihubungi Tribunnews, Al Chaidar mendapat informasi bahwa sudah ada sekitar 400 warga Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk mendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dan pulang ke Indonesia.

"Sekitar empat ratusan orang yang sempat bergabung dengan ISIS, mereka semua perlu dipantau, " ujarnya.

Baca: Satu Teroris di Polda Sumut Menutup Diri Sejak Pulang dari Suriah

Ia menyebut para alumni Suriah pendukung ISIS itu tersebar di berbagai kota-kota besar di Indonesia, tidak hanya di Sumatera Utara, tapi juga ada di Aceh, Riau, Bengkulu, Banten, hingga Jawa Barat. Mereka menurutnya masih terus menjalin komunikasi.

"Perlu diingat juga, pimpinan ISIS Abu Bakr Al Baghdadi sudah memerintahkan pendukung ISIS untuk melakukan jihad di tempatnya masing-masing, karena situasi di Suriah sudah semakin tidak menentu," tuturnya.

Hal itu berarti para alumni Suriah pendukung ISIS yang sempat mendapatkan pelatihan perang di Suriah, akan mempraktikkan ilmu-ilmu yang mereka dapat dengan menggelar teror di Tanah Air. Ia khawatir aksi di Mapolda Sumatera Utara, bukanlah aksi terakhir.

Baca: Penyerang Mapolda Sumut Acungkan Jari Telunjuk Saat Ditangkap, Katanya Itu Lambang Tauhid

"Sasaran utama mereka adalah anggota Polri, tapi masyarakat bisa saja ikutan jadi korban, tidak menutup kemungkinan," katanya.

Harus diingat juga, bahwa kelompok yang berpartisipasi dalam kekisruhan di Suriah bukan hanya ISIS. Bukan hanya ISIS yang merekrut kombatan dari Indonesia. Kelompok lain yang juga merekrut WNI adalah Jabhat Al-Nusra.

"Menurut saya Jabhat Al Nusra beda dengan ISIS, mereka tidak berpotensi melakukan teror di Indonesia, yang harus di pantau yang ikut ISIS," jelasnya. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved