Bentrok Antara Banser dan FPI di Kramat Lontar karena Kesalahpahaman

Dua organisasi masyarakat yaitu Gerakan Pemuda Ansor dan Front Pembela Islam sempat bersitegang di Jalan Kromat Lontar, Kramat, Jakarta Pusat, Selasa

Alija Berlian Fani
Sebagian masa yang mulai berangkat dari markas FPI di jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2016). 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Bintang Pradewo

WARTA KOTA, SEMANGGI -- Dua organisasi masyarakat yaitu Gerakan Pemuda Ansor dan Front Pembela Islam sempat bersitegang di Jalan Kromat Lontar, Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (18/4) sekitar pukul 01.20 WIB.

Diduga bentrokan itu ditengarai karena selisih paham.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono membantah adanya informasi bentrokan antara massa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dengan Front Pembela Islam (FPI) di Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Senin 17 April 2017 malam.

Menurutnya, insiden itu dipicu kesalahpahaman antar-kelompok.

"Intinya begini, ada suatu kegiatan di sebuah rumah akan lakukan istighatsah, ini hanya kesalahpahaman," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa (18/4).

Rumah tokoh ormas Nahdlatul Ulama (NU), kata dia, yang akan dijadikan tempat istighatsah itu didatangi Panwaslu Kecamatan Senen untuk memastikan bahwa tak ada muatan politik dalam kegiatan itu.

Namun Banser justru mendapatkan informasi kegiatan istighatsah tersebut dihalang-halangi.

"Makanya Banser datang untuk memastikan kebenaran informasi itu," kata dia.

Di sekitar lokasi itu juga terdapat rumah salah satu tokoh FPI. Melihat ada belasan Banser menuju Kramat Lontar, warga setempat beranggapan tengah diserang.

Padahal belasan Banser tersebut hanya ingin memastikan informasi di rumah salah satu tokoh NU di situ.

Karena kalah massa, anggota Banser memilih mundur. Sesaat kemudian, sekitar seratusan massa FPI datang dan menggelar salawatan sambil duduk menutup jalan di depan rumah tokoh mereka.

"Sudah kita koordinasikan, salah informasi, sudah diselesaikan. Situasinya kondusif," ucap Argo.

Perlu diketahui, peristiwa itu, bermula dari adanya persiapan kegiatan istigasah di kediaman salah satu tokoh Fatayat NU. Rencananya, akan digelar pada Selasa (18/4/2017) malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Persiapan istigasah dicurigai oleh seorang Panitia Pengawas Kecamatan Senen.

Ia menanyakan perihal kegiatan itu, dan memberitahu bahwa sesuai peraturan Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 2017, terutama pada masa tenang, boleh mengadakan istigasah asal tidak membagi-bagikan sembako.

Tidak lama kemudian, sekitar pukul 01.15 WIB, datang sekitar 15 orang mengenakan seragam pakaian GP Ansor ke wilayah itu, dengan niat akan memastikan kebenaran.

Pasalnya, ada informasi bahwa kelompok FPI menghalangi kegiatan tokoh NU untuk istigasah.

Sebaliknya, kelompok FPI yang warga sekitar, beranggapan bahwa kelompok GP Ansor akan menyerang kampungnya. Sehingga menimbulkan keributan antara warga dengan kelompok GP Ansor.

Karena jumlah massa GP Ansor sedikit, akhirnya mereka meninggalkan wilayah tersebut. "Bukan nyerang. Tapi datang. Itu sudah diselesaikan. Hanya salah paham saja," ujar Argo.

Setelah itu, sekitar pukul 02.00 WIB, datang massa dari FPI, kurang lebih 100 orang dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Mereka melakukan kegiatan shalatawan dengan duduk-duduk menutup jalan di kediaman tokoh FPI Jakarta.

Dinilai mengganggu arus jalan, akhirnya kepolisian mengatur arus jalanan tersebut. Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Suyudi Ario Seto datang untuk bertemu tokoh FPI agar situasi kondusif.

Kemudian, sekitar pukul 04.00 WIB massa FPI dan warga Jalan Kramat Lontar mulai membubarkan diri dengan tertib. Sementara situasi aman kondusif.(bin)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved