Pilkada DKI Jakarta

Pengeroyokan Kader PDIP Diduga karena Sakit Hati

Dia menduga motif pengeroyokan tersebut lantaran sakit hati. Apalagi antara korban dan pelaku memiliki pandangan politik yang berlawanan.

Penulis: | Editor: Andy Pribadi
Jessi Carina
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjenguk Wakil Ketua Ranting PDIP Jelambar, Widodo, yang babak belur dikeroyok 10 orang di Rumah Sakit Royal Taruma, Sabtu (7/1/2016). 

WARTA KOTA, SEMANGGI -- Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengaku sudah mengetahui motif pengeroyokan kader PDIP, Widodo di Jakarta Barat.

Dimana, kejadian pengeroyokan itu diduga karena faktor sakit hati.

Polisi telah menahan satu tersangka bernama Irfan terkait kasus pengeroyokan terhadap kader PDIP di Jakarta Barat.

Sementara satu tersangka lain yang diketahui bernama Fahmi masih dalam pengejaran aparat kepolisian.

"Mereka (korban dan pelaku) sebetulnya saling kenal, jadi tidak terlalu sulit. Sehingga Pak Widodo bisa menunjukkan siapa yang menganiayanya," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (11/1).

Dia menduga motif pengeroyokan tersebut lantaran sakit hati. Apalagi antara korban dan pelaku memiliki pandangan politik yang berlawanan.

"Motifnya karena ada pembicaraan-pembicaraan, karena sakit hati, bicara, kemudian tersingung, dan ditunggu pada saat yang tepat melakukan 170 (KUHP) atau penganiayaan itu," ucap dia.

Namun Iriawan tak menjelaskan secara rinci apa isi pembicaraan yang memicu terjadinya tindak penganiayaan itu.

Namun, sejauh ini polisi baru menetapkan dua tersangka pada kasus pengeroyokan tersebut.

Namun tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah jika nanti ditemukan ada aktor di balik kasus pengeroyokan itu.

"Yang lain masih dalam tahap saksi, dan tak menutup kemungkinan kalau ada saksi lain atau bukti lain kita akan kenakan (jerat tersangka lain)," ucap Iriawan.

Iriawan juga mengklaim telah menerbitkan surat daftar pencarian orang (DPO) untuk Fahmi.

Bahkan selebaran mengenai ciri-ciri Fahmi juga telah disebarkan untuk mempersempit pelariannya.

"Fahmi sudah kita kejar-kejar, kami minta bantuan aparat teritorial, saya sudah bicara dengan Pangdam Jaya, Babinsa, Babin Kamtibmas, kelurahan, untuk mempersempit yang bersangkutan," kata dia.(bin)

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved