Danau Kecil di Depan Terminal Pulogebang Digunakan Warga Untuk Bersantai
Masyarakat menyebut danau itu dengan sebutan Danau Pulogebang. Dari ukuran, sebenarnya danau itu tak begitu luas.
Penulis: Feryanto Hadi |
WARTA KOTA, CAKUNG - Keberadaan dua danau kecil di kawasan Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, menjadi pemandangan menarik di samping kemegahan terminal itu.
Setiap hari, masyarakat memanfaatkan danau itu untuk bersantai. Di tepian jalan, di bawah pepohonan rindang, pesepeda motor sering beristirahat melepas lelah, sembari menyaksikan nuansa alami danau.
Masyarakat menyebut danau itu dengan sebutan Danau Pulogebang. Dari ukuran, sebenarnya danau itu tak begitu luas. Fungsi utamanya lebih kepada tandon air hujan, supaya air tidak menggenangi kawasan sekitar.
Tetapi, meskipun tidak luas, permukaan danau tampak bersih. Di sekeliling danau, suasana masih cukup segar karena banyak pepohonan.
Saat Warta Kota ikut 'ngadem' di sana, Rabu (19/10) petang, di bibir danau puluhan pemancing terlihat begitu khikmad menunggu ikan menyambar umpan pancing mereka.
Seorang pemancing berkaos putih strike. Sebuah ikan mujaher berukuran sedang terkait di kail. Dengan perasaan bungah lelaki itu melepas moncong ikan dari kail. Ikan ia masukkan ke dalam kantong plastik.
Pak Obot, nama pemancing itu. Sudah lebih dari lima jam lelaki berusia 52 tahun itu menikmati waktu santainya di sana. Sudah puluhan ikan ia dapatkan.
"Iseng saja main ke sini. Mumpung ada waktu senggang. Apalagi hobi saya memamg memancing," kata Pak Obot yang sengaja datang dari rumahnya di kawasan Mangarai, Jakarta Selatan untuk memancing di sana.
Pak Obot mengaku sering memancing di Danau Pulogebang itu. Seminggu bisa dua sampai tiga kali. Sekali memancing, ia bisa menghabiskan waktu lima hingga tujuh jam.
Berbeda dengan Pak Obot yang hari itu mendapatkan banyak ikan, pemancing lain bernama Edi Supriharjo (33) sore itu belum mendapat ikan satu ekor pun. Padahal, sudah hampir tiga jam ia di sana.
"Namanya juga mancing. Kadang dapat ikan, kadang tidak. Ya nggak masalah kalau nggak dapat. Yang penting kepingiman mancing sudah kesampaian," kata Edi. Sesudah itu ia tertawa terpingkal karen beberapa temannya meledek. Hanya Edi saja yang sore itu tidak berhasil mendapatkan ikan.
Kata Edi, dulunya kawasan Pulo Gebang memiliki banyak rawa. Termasuk di lokasi yang kini dibangun terminal. Namun, seiring pesatnya pembangunan, rawa-rawa itu diurug kemudian didirikan bangunan. Saat ini hanya tersisa beberapa rawa saja kata Edi. Salah satunya tempat ia memancing, yang biasa dinamakan Danau Pulogebang.
Edi menambahkan, jumlah ikan di sana sebenarnya lumayan banyak. Jenis ikannya juga beragam, ada ikan mujaher, sepat hingga lele.
"Dari dulu tempat ini memang jadi favorit mancing, karena lokasinya mudah dijangkau. Yang naruh ikan dari banyak kalangan, termasuk dari pemerintah Jakarta Timur," kata warga RW 02 Kelurahan Pulogebang ini.
Jumlah pemancing di sana akan sangat banyak pada akhir pekan. Begitu juga dengan masyarakat yang sekadar ingin menikmati waktu sore dengan bersantai di sana.