Kondisi Terminal Bus Muara Angke Berubah Fungsi oleh Maraknya PKL

Di terminal tersebut, tepatnya di Kantor Terminal Bus Muara Angke diduga beralihfungsi sebagai tempat tinggal para PKL liar.

Warta Kota/Dwi Rizki
Ilustrasi 

WARTA KOTA, PENJARINGAN -- Terminal Bus Muara Angke yang berlokasi di Kawasan Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kini, kondisinya semakin semrawut keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL), Kamis (20/10/2016).

Di terminal tersebut, tepatnya di Kantor Terminal Bus Muara Angke diduga beralihfungsi sebagai tempat tinggal para PKL liar.

Pantauan Warta Kota, kondisi di Terminal Bus Muara Angke, sepi akan penumpang, namun di lokasi tersebur ramai akan Pedagang Kaki Lima (PKL) hingga malam hari. Para PKL itu terlihat sibuk menjajakan barang dagangannya ke para pembeli.

Suasana di terminal itu, terpantau bising alunan musik dangdut yang dipasang oleh PKL kaset DVD player. Pedagang tas, dompet, arloji, dan berbagai macam pedagang turut serta ramaikan suasana di Terminal Bus Muara Angke tersebut.
Nampak terminal pada malam ini tak beroperasi sama sekali. Terlihat satu Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) hanya terparkir di terminal itu tanpa penumpang dan sopir. Sementara itu, ada mobil-mobil angkutan umum Koperasi Wahana Kalpika (KWK) yang terparkir menunggu para calon penumpang.

Ramainya terminal, bertolak belakang dengan kondisi di Kantor Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtras) DKI Jakarta. Suasana di lokasi sepi, dan kosong melompong. Tak ada satu pun barang terlihat di kantor itu.

Di beberapa ruangan di kantor itu juga terlihat gelap gulita. Tak ada satu pun petugas berjaga di kantor itu. Ditelusuri, beberapa ruangan juga dalam kondisi terkunci rapat, dan diduga para anggota Dishub DKI di Terminal Muara Angke sudah pulang bertugas.

"Di atas memang sepi pak, kadang ada petugas ya kadang-kadang juga enggak ada sama sekali pak. Sepi, terminalnya juga sepi kok," kata Ian (25), pedagang tas di Terminal Muara Angke.

Mengingat sejumlah warga mengklaim Kantor Terminal Bus Muara Angke kini beralihfungsi menjadi tempat tinggal para PKL, dibantah Ian mentah-mentah. Ia juga membantah, jika kantor Terminal Bus Muara Angke bisa ditempati jika diizinkan oknum anggota Dishub DKI, bahkan bisa disewakan yang perbulannya Rp 500.000.

"Waduh, fitnah itu. Warga mana yang bilang itu pak. Ini ceritanya kita mau diusir makanya kami difitnah begitu? Jangan begitu, kami di sini kan hanya mencari yang pak. Kalau dikatakan kami bisa tinggal di kantor ya enggak mungkin juga pak. Memang, oleh petugas kami boleh dagang di Terminal Bus Muara Angke, bukan tinggalin itu kantor jadi tempat tinggal. Apalagi katanya disewain. Itu enggak benar pak," papar Ian.

Sementara itu, salah satu narasumber Warta Kota yang merupakan anggota kepolisian yang bekerja di Pos Polisi Muara Angke Kawasan Sunda Kelapa Membenarkan hal tersebut.

"Walaah.. Hahaha. Kamu kemana saja sih dek. Emang bener kok, pungli tuh oknum anggota Dishubnya dek. Mana pernah sepi PKL sih itu Terminal Bus Muara Angke. Jelas enggak akan ngaku itu pedagangnya. Karena pastinya takut tuh para pedagangnya keusir. Mosok Terminal untuk lalu lalang bus dan angkutan umum yo, malah jadi tempat dagang. Parahnya lagi kantor terminal busnya itu diizinkan oknum anggota Dishub DKI. Bener kok, disewain itu," papar anggota Polisi di Pospol Muara Angke yang enggan menyebutkan nama dan pangkatnya itu.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved