Distankan Antisipasi Daging Celeng dan Ayam Tiren Selama Ramadan

Ditengah tingginya permintaan dan harga yang naik, ada kemungkinan kecurangan dengan menggunakan daging celeng yang dicampur daging sapi

Penulis: Budi Sam Law Malau |
Kompas.com
Daging celeng hasil razia Dinas Peternakan dan Perikanan DKI Jakarta. 

WARTA KOTA, DEPOK - Untuk menjamin pangan asal hewan (PAH) layak konsumsi dan tidak mengandung bahan berbahaya, Dinas Peternakan dan Perikanan (Distankan) Kota Depok telah melakukan pengecekan langsung atas ketersediaam PAH di pasar tradisional dan pasar modern di Depok.

Pengecekan dan pemantauan telah dilakukan sejak Selasa (31/5) lalu dan akan terus dilakukan sampai masuk bulan Ramadan.

Setelah itu selama Ramadan, pengecekan atas pangan asal hewan (PAH) berupa daging sapi, telur, daging ayam, daging bebek dan susu, akan kembali dilakukan secara mendadak di pasar tradisional dan pasar modern di Depok.

"Lalu kita lakukan terus sampai jelang hari raya Idul Fitri," kata Kepala Distankan Depok, Etty Suryahati, Kamis (2/6).

Etty menuturkan totalnya akan ada 10 hari dimana timnya menyisir satu per satu semua pasar tradisional dan pasar modern di Depok, sebelum dan saat Ramadan, hingga Lebaran.

Menurut Etty yang diantisipasi pihaknya adalah beredarnya daging celeng yang menyerupai daging sapi serta adanya daging ayam tiren yang tidak sehat dan memicu penyakit bagi yang mengonsumsinya.

"Ditengah tingginya permintaan dan harga yang naik, ada kemungkinan kecurangan dengan menggunakan daging celeng yang dicampur daging sapi serta daging ayam tiren yang tidak sehat itu. Karenanya kita mengantisipasinya agar tidak terjadi di Depok," kata Etty.

Ia mengatakan dalam pengawasan tersebut pihaknya juga mencermati kandungan cemaran mikroba pada pangan asal hewan, serta apakah adanya bahan tambahan pengawet berbahaya yang digunakan atau tidak.

"Jika kita temukan penyimpangan dalam uji lab yang kita lakukan, maka kita serahkan semuanya ke polisi untuk ditindak," kata Etty.

Selain itu kata dia, pihaknya juga memonitor ruang pendingin tempar penyimpanan daging di swalayan, apakah dalam keadaan kondensasi sempurna atau tidak.

"Sebab aar daging tetap terjaga kualitasnya, hendaknya disimpan pada suhu rendah secara stabil. Semakin suhu rendah, maka bakteri akan sulit berkembang. Jadi daging akan lama mengalami proses pembusukan, dengan suhu yang rendah," kata Etty.(bum)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved