Rumah Pemotongan Unggas di Pangkalan Jati Resahkan Warga
Puluhan warga yang bermukim di Jalan Pangkalan Jati, Gang Kramat, Cinere, Depok, mengaku kian resah dengan keberadaan rumah pemotongan unggas.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Hertanto Soebijoto
WARTA KOTA, DEPOK - Puluhan warga yang bermukim di Jalan Pangkalan Jati, Gang Kramat, RT 01 RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere, Depok, mengaku kian resah dengan keberadaan rumah pemotongan unggas (RPU) yang berada di wilayah mereka.
Sebab, RPU yang setiap harinya memotong hingga 1000 ekor ayam itu, berada di tengah pemukiman padat penduduk, sehingga dianggap tak layak dan sangat menganggu warga sekitar.
Gangguan yang dirasakan warga, diantaranya mulai dari polusi udara yakni bau busuk menyengat dari rumah pemotongan ayam serta dari truk yang keluar masuk membawa ayam setiap hari, juga suara bising saat pemotongan ayam dilakukan mulai dinihari hingga pagi hari.
Hal itu diungkapkan Tia (40) warga sekitar yang mengaku mewakili warga lainnya, saat ditemui Warta Kota, Kamis (28/1/2016).
"Warga di sini tidak bisa menghirup udara bersih setiap pagi. Juga suara bising dari usaha pemotongan ayam itu setiap malam, bikin banyak warga terganggu. Mereka semua mengeluh ke saya," kata Tia.
Menurut Tia, dirinya yang tinggal tak jauh dari RPU itu, hampir setiap hari menerima keluhan warga sekitar, akibat keberadaan RPU itu. Warga berharap dirinya menyampaikan hal itu ke pemilik RPU.
"Saya sebenarnya jarang di rumah dan pulang sudah malam. Tapi warga sini cerita semuanya ke saya, bagaimana RPU itu sangat menganggu aktifitas warga," katanya.
Ia mengatakan sejak malam hari, sekitar pukul 20.00, truk besar yang membawa ratusan ekor ayam datang ke RPU itu untuk dipotong.
"Saat datang, baunya sudah terasa sekali, mulai dari depan. Sebab di sini kan pemukiman padat. Gang masuk ke dalam cuma muat satu mobil," kata Tia.
Setelah itu kata dia sekira pukul 03.00 pemotongan ayam yang sudah disortir mulai dilakukan.
"Mereka potongnya pakai alat, dan suaranya bikin bising, keras sekali. Kebisingan ini terjadi sampai subuh atau pagi. Warga jelas saja keberatan," kata Tia.
Tak sampai disitu, truk yang membawa sampai sekitar 1000 ekor ayam yang sudah dipotong itu lalu keluar dan melewati pemukimam warga, yang membuat bau busuk kembali merebak.
"Kemudian truk akan kembali lagi ke RPU siang hari, untuk membawa bulu ayam serta limbah hasil pemotongan. Lagi-lagi bau menyengat harus dicium warga, saat truk melintas" ujarnya.
Bahkan kata Tia, tak jarang sepanjang 100 meter Gang Kramat, dipenuhi bulu ayam, saata truk pembawa limbah ayam potong itu pergi.