Lima Tahun Beroperasi Rumah Pemotongan Unggas di Cinere Tak Berizin

Rumah Pemotongan Unggas di Jalan Pangkalan Jati, Cinere, Depok, yang meresahkan warga dan dipastikan ilegal oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Depok.

Warta Kota/Budi Sam Law Malau
Rumah Pemotongan Unggas (RPU) di Jalan Pangkalan Jati, Gang Kramat, Pangkalan Jati, Cinere, Depok yang dikeluhkan warga, Kamis (28/1/2016). 

WARTA KOTA, DEPOK - Rumah Pemotongan Unggas (RPU) di Jalan Pangkalan Jati, Gang Kramat, RT 01 RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati, Cinere, Depok, yang meresahkan warga dan dipastikan tak berizin atau ilegal oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Depok, ternyata diketahui sudah beroperasi selama sekitar 5 tahun atau sejak 2010 lalu.

Hal itu dikatakan Tia (40) warga setempat, kepada Warta Kota, mewakili seluruh warga di Gang Kramat, Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Kamis (28/1/2016).

"Selama ini warga mengaku masih sabar, karena tidak mau ribut apalagi pemilik usaha tersebut masih tetangga mereka sendiri," kata Tia.

Namun lama kelamaan, kata dia, warga sekitar mulai muak, karena pemilik usaha tidak punya kesadaran apapun untuk mengurangi gangguannya ke warga, mulai dari bau busuk menyengat sampai kebisingan yang ditimbulkan setiap malam.

"Malahan menurut beberapa warga, justru warga diintimidasi oleh pemilik usaha rumah potong ayam itu," kata Tia.

Menurutnya pemilik RPU liar itu adalah ZA, warga yang sudah cukup lama tinggal di sana.

"Waktu baru-baru buka, luasnya rumah potong ayam itu gak sebesar sekarang. Sekitar jalan 3 tahun atau dua tahun lalu, lokasi lahannya mulai dipinggirkan di sebelah lokasi dulu, dan diluaskan," kata Tia.

Karena warga makin tak tahan, katanya warga melaporkan keberadaan rumah pemotongan unggas (RPU) ilegal itu ke Pemkot Depok, awal Januari lalu.

"Sebab, bau busuk menyengat dan kebisingan dari beroperasinya RPU sangat mengganggu warga," kata Tia.

Bau busuk menyengat bukan hanya keluar dari lokasi RPU, tetapi truk yang keluar masuk membawa ayam setiap harinya. Akibatnya rumah warga sepanjang Gang Kramat sekitar 100 meter terdampak bau busuk dari truk yanga melintas.

Bahkan suara bising saat pemotongan ayam dilakukan justru terjadi mulai dinihari dimana saat itu waktunya warga terlelap atau istrihat.

"Warga di sini tidak bisa menghirup udara bersih setiap pagi. Juga suara bising dari usaha pemotongan ayam itu setiap malam, bikin banyak warga terganggu. Mereka semua mengeluh ke saya," kata Tia.

Menurut Tia, dirinya yang tinggal tak jauh dari RPU itu, hampir setiap hari menerima keluhan warga sekitar, akibat keberadaan RPU itu. Warga berharap dirinya menyampaikan hal itu ke pemilik RPU.

"Saya sebenarnya jarang di rumah dan pulang sudah malam. Tapi warga sini cerita semuanya ke saya, bagaimana RPU itu sangat menganggu aktifitas warga," katanya.

Halaman
1234
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved