Inilah Puluhan Kartun Santri Hiasi Galeri Nasional
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia kembali menyelenggarakan Pameran Kartun Santri Nusantara.
Penulis: | Editor: Suprapto
WARTA KOTA, PALMERAH— Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia kembali menyelenggarakan Pameran Kartun Santri Nusantara.
Pameran bertema 'Bernegara dan beragama yang santun berakhlak' berlangsung di Ruang B Galeri Nasional selama seminggu, mulai dari Selasa (24/11) hingga Senin (30/11).
Dalam pameran yang diikuti oleh sebanyak 750 orang kartunis dengan lebih dari 1500 karya kartun yang dihimpun panitia dari seluruh nusantara, terpilih sebanyak 120 karya kartun yang memenuhi persyaratan dewan juri, mulai dari mengandung nilai seni yang indah dan kritis, namun tetap memiliki edukasi di dalamnya.
Karya-karya yang ditampilkan dalam pameran tersebut diungkapkan Kurator Pameran dan Anggota Dewan Juri Lomba Kartun, Kuss Indarto merupakan karya seni yang terpilih menjadi 70 besar.
Masing-masing seniman mengangkat isu sosial, politik maupun agama serta keresahan atas beragam permasalahan yang terjadi di depan mata. Namun, lanjutnya, yang menjadi pembeda dengan karya seni lainnya, seluruh pesan disampaikan lewat humor, karakter kartun ataupun ulasan melalui pendekatan Islam.
"Lewat masing-masing karya, mereka menyampaikan jika seharusnya antar umat beragama saling bertoleransi dan menghargai. Sehingga isu-isu politik yang memanfaatkan ideologi beragama dapat ditepis," jelasnya.
Hal tersebut ditunjukkannya dalam lukisan milik Muhammad Bahrudin yang terpilih menjadi juara pertama Lomba Kartun Santri Nusantara. Dalam lukisan bertemakan 'Agama dan Bakti Kemanusiaan', santri asal Pondok Pesantren Tele Mekah Indonesia, Depok itu menggambarkan tentang dua orang anak yang beragama nasrani sedang membantu seorang nenek yang berjalan bersama seorang anak perempuan muslim di persimpangan lalulintas.
Pesan plural sekaligus keharmonisan antar umat beragama disebutkannya terkandung kuat dalam lukisan. Apalagi, latar yang dipilih sang pelukis merupakan gambaran nyata suasana perkotaan yang lengkap dengan hiruk pikuk aktivitas masyarakat Ibukota.
"Selain nyata, alasan mengapa kami (dewan juri-red) memilih lukisan ini karena pelukis tetap memasukkan unsur kartun yang luwes, berwarna dan ceria yang digambarkan dalam setiap ekspresi tokoh kartun di dalamnya. Hal itu penting dalam menyampaikan kritik ataupun harapan melalui karya seni," jelasnya.