Peredaran Uang Palsu yang paling Dirugikan Tetap Masyarakat

Peredaran uang palsu semakin meluas dan yang paling dirugikan adalah publik karena tidak mudah membedakan uang palsu dengan uang asli.

Editor: Gede Moenanto
Warta Kota/panji baskhara ramadhan
Ilustrasi. Jajaran Polres Pelabuhan Tanjung Priok berhasil menggagalkan transaksi jual beli uang palsu di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara senilai 1,5 MilIar. Dua tersangka ARD dan AMS kini mendekam di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (02/03). 

WARTA KOTA, PALMERAH -- Kapolres Metro Jakarta Barat, Komisaris Besar Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat melakukan transaksi.

Sebab, kini telah banyak uang palsu yang beredar di masyarakat.

"Lebih berhati-hati untuk melakukan transaksi, apalagi mengunakan uang kertas. Sudah banyak laporan uang palsu kertas dilaporkan," ujar Rudy di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (25/9/2015).

Baru-baru ini, polisi kembali mengungkap kasus pembuatan uang palsu yang diproduksi di Cileunyi, Bandung, Jawa Barat.

Uang tersebut berupa pecahan Rp 50.000 yang diproduksi Lucky (48).

Menurut Rudy, uang palsu yang diproduksi Lucky dan komplotannya itu sudah beredar di masyarakat. Uang palsu itu pun tampak sulit dibedakan jika dilihat kasat mata.

"Apabila dilihat kasat mata tidak ada bedanya, (sehingga) akan membuat banyak orang tertipu dengan menerima uang palsu tersebut sebagai pembayaran," kata Rudy.

Uang palsu yang diproduksi Lucky, lanjut Rudy, memiliki gambar lebih buram dibanding yang asli. Untuk membedakannya, masyarakat perlu menggunakan alat bantu. 

"Sebetulnya agak sulit membedakan. Tidak hanya dilihat, diraba, diterawang, tetapi harus dimonitor dengan alat lain," ucap Rudy. 

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved