Bajaj Online

7.000 Bajaj di Jakarta, Siap Saingi Go-Jek dan Grabbike

Sudah seminggu, sebanyak 800 bajaj sudah gunakan aplikasi ini.

Penulis: Mohamad Yusuf |
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
ILUSTRASI -Pengemudi Bajaj orange menunggu penumpang di Kawasan Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/2/2015). Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menargetkan pada tahun ini sekitar 2.000 unit bajaj oranye diganti dengan bajaj biru untuk memenuhi target dengan total 14.000 unit. 
WARTA KOTA, BALAIKOTA - Layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia, khususnya Jakarta semakin menjamur. Setelah Go-Jek, Grabbike, dan Uber, tak mau ketinggalan bajaj juga meluncurkan aplikasinya.
17.000 bajaj yang beroperasi di Jakarta, nanti bisa diakses melalui aplikasi Bajai Apps (aplikasi).
Ketua DPP Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, mengatakan, penggunaan aplikasi tersebut, sebagai upaya dalam memberikan peningkatan pelayanan kepada penumpang.
Dimana, saat ini, penerapan transportasi berbasis aplikasi marak digunakan. 
"Aplikasi ini bernama Bajai Apps. Dengan aplikasi ini, bisa mempercepat kebutuhan masyarakat. Cukup membuka aplikasi, maka layanan bisa langsung dinikmati. Nantinya, juga bisa bersaing dengan transportasi berbasis aplikasi lainnya seperti Go-Jek dan Grabbike," kata Shafruhan, ketika dihubungi Warta Kota, Kamis (20/8/2015).
Rencananya, lanjut Shafruhan, aplikasi tersebut akan diluncurkan pekan depan.
Namun, uji cobanya telah dilakukan sejak sepekan lalu.
"Sudah seminggu, sebanyak 800 bajaj sudah gunakan aplikasi ini. Minggu depan akan diresmikan. Kami belum pastikan tanggalnya. Nantinya, seluruh bajaj yang beroperasi di Jakarta, 17.000 bajaj, akan menggunakan aplikasi ini. Termasuk dengan 7.000 bajaj oranye, akan dialihkan ke bajaj gas," katanya.
Dengan aplikasi tersebut, lanjut Shafruhan, penumpang bisa memesan bajaj seperti yang dilakukan pada aplikasi transportasi lainnya. 
Namun, untuk sistem pembayarannya, saat ini masih dilakukan secara manual.
"Untuk pemesanannya seperti aplikasi lain, cukup buka aplikasi, nanti bajaj yang bisa mengangkut akan merespon. Tapi untuk sistem pembayaran, masih konvensional. Hitungan pembayaran belum rupiah per km, masih ditentukan kesepakatan pengemudi dan penumpang," jelasnya.
Dibekali
Sementara, untuk alat untuk penerapan aplikasi, akan digunakan oleh masing-masing sopir bajaj.
Dengan menggunakan smartphone yang mendukung aplikasi tersebut.
"Sebagian pengemudi bajaj sudah bajaj yang punya smartphone, jadi tinggal download saja aplikasinya. Sedangkan, yang belum memiliki smartphone, akan diberikan pihak Organda melalui Pengusaha Angkutan Lingkungan. Pengemudi nanti bisa membelinya secara mencicil," katanya.
Namun, ia juga tidak memungkiri, banyaknya pengemudi bajaj yang masih awam dengan smartphone. Karena itu, pihaknya akan memberikan pelatihan pada para sopir bajaj tersebut.
"Jadi nanti tidak hanya mengangkut penumpang, bajaj online ini juga bisa mengangkut barang. Bahkan lebih banyak dibandingkan menggunakan sepeda motor," katanya.
Dukung
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mendukung dengan rencana dioperasikannya aplikasi bajaj tersebut.
Namun, ia meminta agar bajaj tetap tidak melintasi jalan protokol.
"Keren itu, bagus kalau ada bajaj online. Tapi, nanti kami juga akan sediakan banyak bus tingkat. Nanti motor dan bajaj juga tidak bisa lewat jalan protokol," kata Ahok, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2015).
Sedangkan, untuk transportasi berbasi aplikasi lainnya, menurut Ahok saat ini, masih akan dibiarkan beroperasi. 
Pasalnya, keberadaannya tidak menimbulkan orang banyak.
"Buat saya sementara jalanin dulu lah. Yang penting tidak merugikan orang banyak. Peraturan kita tuh suka terlambat dibandingkan dengan kemajuan teknologi. Gak usah terlalu pusing," katanya.
Namun, ia tetap menegaskan, bahwa peraturan untuk para kendaraan berbasis aplikasi ditertibkan sesuai peraturan lalu lintas yang berlaku. 
Salah satunya, bagi yang nekat menerobos jalur bus TransJakarta.
"Itu gak boleh. Kita akan tegur. Kalau dia ngelanggar beberapa kali itu biasanya Go-Jek akan pecat. Dia bisa analisa kan rutenya. Kalau masuk lagi diperingati. Bisa dipecat si bawa ojeknya," katanya.
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved