Daging Sapi Langka
Dinilai Merugikan, Operasi Pasar Daging Sapi Ditolak Pedagang
Operasi Pasar (OP) di sejumlah pasar tradisional wilayah Jakarta Pusat, petugas justru mendapatkan penolakan dari seluruh pedagang daging sapi.
WARTA KOTA, TANAH ABANG - Rencana tinggal harapan, alih-alih mengendalikan harga daging lewat Operasi Pasar (OP) di sejumlah pasar tradisional wilayah Jakarta Pusat, petugas justru mendapatkan penolakan dari seluruh pedagang daging sapi. Para pedagang menyatakan penolakan keras lantaran pelaksanaan OP dinilai merugikan hak para pedagang.
Kerasnya kalimat penolakan para pedagang seperti yang terjadi sesaat petugas PD Pasar Jaya bersama Sudin Kelautan Pertanian Dan Ketahanan Pangan Jakarta Pusat menggelar OP di Pasar Palmerah dan Bendungan Hilir, Selasa (11/8/2015) pagi.
Para pedagang yang telah mengetahui rencana OP terlihat sudah menunggu dan menghalau pelaksanaan OP di depan pasar, para pedagang pun memaksa petugas menutup kembali truk berisi daging yang akan dijual ke masyarakat.
Para pedagang mengaku kecewa dan marah kepada Pemkot Jakarta Pusat karena dianggap telah seenaknya saja menggelar OP di tengah kisruh melonjaknya harga daging sapi saat ini.
Padahal, aksi mogok berjualan yang tengah dilakukan para pedagang daging sapi se-Jabodetabek sejak Minggu (9/8/2015) kali itu bertujuan untuk mendorong pemerintah pusat dalam menyelesaikan kisruh daging sapi.
Ketua Perhimpunan Pedagang Daging Pasar Benhil, H Sanukri mengatakan, jika OP daging murah yang dilakukan pemerintah tersebut justru melukai perasaan pedagang daging saat ini.
Selain itu, OP pun dinilainya bukan merupakan solusi, baik bagi masyarakat maupun para pedagang daging, sebab walaupun OP digelar setiap hari, tidak ada jaminan harga daging sapi dapat stabil kedepannya.
"Kita lagi berjuang bagaimana caranya harga bisa normal, eh, pemerintah main operasi pasar saja. Kalau begini sama saja mau matiin kita," ujarnya keras di depan petugas yang tengah mempersiapkan OP di depan Pasar Bendungan Hilir, Selasa (11/8/2015).
Dirinya menilai, jika OP memang dapat menghindari adanya kelangkaan daging sapi serta kenaikan harga daging sapi dalam jangka pendek. Hanya saja, tambahnya, pelaksanaan OP seharusnya melibatkan Paguyuban para pedagang daging sapi, sehingga dalam pelaksanaan OP tidak ada yang dirugikan.
"Kalau pun ada operasi pasar kan seharusnya pemerintah bisa kerjasama sama kita juga. Pemerintah bisa jual daging subsidi itu lebih dulu kepada pedagang, tidak langsung ke masyarakat. Jadi kalau mau operasi pasar silahkan cari di tempat lain," ujarnya ketus.
Mengetahui hal tersebut, Kasudin Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Jakarta Pusat, Mulyadi didampingi Camat Tanah Abang, Hidayatullah pun melakukan mediasi singkat bersama pedagang.
Hasilnya, pelaksanaan OP pun dapat digelar, hanya saja dengan batas waktu selama tiga jam.
Penetapan tenggat waktu pelaksanaan diungkapkan Mulyadi sengaja disepakati pihaknya lantaran menghindari adanya bentrokan fisik antara kedua belah pihak.
Lagi pula, diungkapkannya, pelaksanaan OP kedepannya akan digelar setiap hari, baik di Pasar Palmerah maupun Pasar Bendungan Hilir.
"Tadinya ada penolakan, tapi setelah ada penjelasan, operasi pasar bisa dilanjutkan kembali. Memang hasilnya kurang memuaskan, dari total dua ton daging yang kita siapkan, hanya laku terjual 124 kilogram dari kedua lokasi," ujar Mulyadi.
Walau begitu, dirinya secara langsung mengajak kepada masyarakat yang belum dapat melakukan pembelian untuk datang kedua lokasi Pasar tersebut.
Pihaknya telah menyiapkan daging sapi dengan harga murah, yakni seharga Rp 85.000 per kilogram untuk bagian paha luar dan Rp 89.000 per kilogram untuk bagian paha dalam.
"Harganya jauh dari harga pasar, kalau harga pasar Rp 130.000 sampai Rp 140.000 sekilonya, daging kami jual mulai dari Rp 85.000 sampai Rp 89.000 sekilonya. Jadi masyarakat nggak perlu khawatir, kalau belum ada yang kebagian bisa datang di Pasar Palmerah atau Pasar Benhil (Bendungan Hilir) Rabu (12/8/2015) pagi," tutup Mulyadi.