Harga Sayuran Meroket Karena Pedagang Sepi di Jakarta
Harga naik memang karena kita ambil langsung dari Pasar Induk (Kramat Jati-red), soalnya yang biasa nyuplai (pasok-red) pulang kampung.
WARTA KOTA, TANAHABANG - Sepi dan langkanya pedagang sayuran pada sejumlah pasar tradisional di wilayah Jakarta Pusat pada H+3 Lebaran saat ini, Senin (20/7) berdampak langsung pada kenaikan sejumlah harga sayuran.
Seperti halnya harga sayuran di Pasar Bendungan Hilir dan Pasar Blok G Tanah Abang saat ini, harga sayuran hijau seperti bayam, kangkung, sawi, kacang panjang, buncis ataupun kol mengalami kenaikan hingga 100 persen, dari sebelumnya seharga Rp 4.000 per ikat naik menjadi Rp 8.000 per ikat.
Hal serupa pun terpantau pada sayuran lainnya seperti wortel dari semula seharga Rp 8.000 per kilogram naik me jadi Rp 10.000 per kilogram, tomat dari semula Rp 6.000 per kilogram naik menjadi Rp 8.000 per kilogram, kentang dari semula Rp 13.000 per kilogram naik menjadi Rp 15.000 per kilogram dan lainnya.
"Harga naik memang karena kita ambil langsung dari Pasar Induk (Kramat Jati-red), soalnya yang biasa nyuplai (pasok-red) pulang kampung. Jadi anak saya yang belanja langsung dari sana, kalau mahal sedikit itu karena ditambah ongkos," ungkap Mar (50) pedagang sayuran di Pasar Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (20/7).
Namun, berbeda dengan Mar, Saiful (35) pedagang sayur keliling di Rusun Tanah Abang mengatakan, jika kenaikan harga sayuran justru dikarenakan stok sayuran di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur memang kosong. Sehingga para pedagang di pusat penjualan sayuran dan buah terbesar di Jakarta itu pun mematok harga yang tinggi saat ini.
"Stoknya memang lagi kosong, banyak sayuran juga masih langka karena memang nggak ada kiriman. Mungkin karena masih pada Lebaran, jadinya ya begini," jelasnya.
Walau banyak dikeluhkan masyarakat akan terbatasnya ragam sayuran dan harga yang tinggi, dirinya mengaku berhasil menjual semua barang dagangannya tidak sampai setengah hari. Bukan tanpa sebab, karena selain dirinya, diketahui tidak ada pedagang sayuran lainnya yang berjualan pada hari ini.
"Ya Alhamdulillah, nggak pulang kampung ada berkahnya juga, jualan dua hari ini, habis semua. Kalau soal omset saya nggak bisa bilang, tapi sama kayak jualan seminggu di hari biasa," tutupnya sumringah.
Terkait kenaikan harga sayuran, ditemui bersamaan, Ningrum (33) warga Rusun Tanah Abang mengaku tidak keberatan. Hal tersebut dimakluminya lantaran stok sayuran yang ditawarkan pedagang tidak seimbang dengan permintaan warga saat ini.
"Kalau soal harga sayuran naik sebenarnya saya sih nggak masalah, karena kondisinya emang habis Lebaran, nah yang belanja juga banyak. Tapi saya pengen (ingin-red) supaya harga juga nggak kelamaan naiknya, bisa tekor (kurang-red) kalo begini terus," jelasnya menambahkan.