Sharon Menangis Terisak-isak Menanyakan Keberadaan GT

Polisi, KPAI, dan Sharon Rose mengadakan pertemuan tertutup sekitar 2 jam membahas dugaan pengaiayaan.

Editor: Suprapto
ilustrasi

WARTAKOTA, PALMERAH-- Satreskrim Polres Metro ‎Jakarta Selatan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Sharon Rose Leasa Prabowo (47) seorang ibu yang diduga melakukan kekerasan terhadap‎ anak kandungnya mengadakan pertemuan tertutup sekitar 2 jam.

Anak kandung yang diduga dianiaya adalah GT (12) ‎di Kompleks Cipulir Permai Blok W15, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (4/7)‎. Pertemuan itu hanya membicarakan soal dugaan kekerasan yang dilakukan oleh ibu dari tiga orang anak itu.

Belum dalam tahap Berkas Acara Pemeriksaan (BAP). Sambil menunggu hasil visum kekerasan yang dialami oleh GT di Rumah Sakit Pusat Pertamina yang telah dilaksanakan beberapa hari lalu. Dipimpin Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan dan Sekjen KPAI, Erlinda akhirnya Sharon mengetahui anaknya sedang berada di rumah aman.

Pembicaraan itu masih terkait Sharon melaporkan kehilangan seorang putra pada Jumat (26/6). Sementara untuk dugaan tindak kekerasan yang dilakukan wanita blasteran itu masih terus di dalami aparat Polrestro Jakarta Selatan. Bau tidak mengenakan dan suasana rumah yang berantakan sangat terlihat di kediaman Sharon.

Pasalnya, terdapat binatang peliharaan seperti kucing dan anjing yang suka buah air besar dan kecil secara sembarangan. Dipenghujung pembicaraan, Sharon sempat menangis terisak-isak karena rindu ingin bertemu putra kesayangannya.

"Iya tadi bu Sharon menangis terisak-isak sebelum kita pulang. Dia menanyakan dimana keberadaan putranya," tutur Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestro Jakarta Selatan, AKP Nunu di lokasi, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (4/7).

Nunuk mengatakan memang GT sempat tidak pulang ke rumahnya lantaran takut dengan Sharon. Dimana, sebelum dia bermain, GT disuruh untuk menyiram dan membersihkan kamar mandi. Namun, itu tidak dilaksanakannya dan lebih memilih bermain.

Selama dua hari, GT sempat tinggal di sebuah rumah tetangga berinisial FT (35) yang lokasinya dua gang dari rumah itu. Setelah itu, baru dilaporkan ke KPAI dan Pihak Polres Metro Jakarta Selatan kalau ada dugaan kekerasan yang dialami bocah malang itu.

"Dia takut pulang dan takut sama mamanya. Dia (korban-red) disuruh nyiram dan ngosek kamar mandi tapi ngga dikerjain," tuturnya.

Pada sehari sebelumnya, di rumah Ketua RT 15, Jumat (3/7), Sharon mengakui sebelum hilang, GT sempat disuruh menyiram bunga di halaman. Namun, sampai dipanggil tiga kali, GT tidak ada. Dan ternyata dia sedang bermain dengan kawan-kawannya di sebuah lapangan kompleks Cipulir Permai.

"Dia saya panggil untuk siram tanaman dan kakaknya sampai saya suruh mencari. Ternyata sedang bermain dengan teman-temannya lapangan. Namun, setelah berbuka puasa anak saya juga belum pulang," tuturnya.

Alhasil, dengan kejadian itu, Sharon langsung mencari GT dengan menggunakan mobil keliling kompleks. Tak hanya itu, dia pun menanyakan kepada teman-teman GT kemana keberadaannya. Namun, tidak menemui hasil.

"Saya sudah melaporkan ke pihak Kepolisian Sektor Kebayoran Lama tentang anak saya yang hilang," tuturnya.

Tim dari Unit PPA Polrestro Jakarta Selatan sudah memeriksa seluruh ruangan wanita yang bekerja di sebuah kantor perikanan itu. Kesehariannya, Sharon dan ketiga anaknya selalu tidur bersama di suatu ruangan yang cukup besar.‎ Menurutnya, AKP Nunu tidak ada barang-barang yang mencurigakan atau yang digunakan Sharon untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap GT.

"Ngga ada kok yang mencurigakan. Saya sudah cek sampai lantai 2. Namun, memang bau tidak mengenakan sangat terasa di rumah itu," ucapnya.(bin)

Foto headshot kiri Kanit PPA Polrestro Jaksel, AKP Nunu dan kanan Kasatreskrim Polrestro Jaksel, AKBP Audie Latuheru

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved